“PILUTSA” Kopi Celup Kulit Salak Hasil Ide Kreatif Mahasiswa PGSD FKIP UAD
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali melahirkan ide-ide cemerlang. Ide cemerlang tersebut dilahirkan oleh mahasiswa semester V Ratri Indriyani, Iis Ani Safitri, Anita Zulaiha dan Aisha Nurra’ida Fathin. Produk yang dilahirkan mereka yakni “PILUTSA” Kopi Celup Kulit Salak. Berawal dari mata kuliah kewirausahaan yang diampu oleh Nur Hidayah, M.Pd. ini Ratri beserta ke-empat rekannya mencari peluang. Menurut Ratri Indiyani, “Tugas dari mata kuliah tersebut buatlah inovasi produk yang belum ada dan kalian kembangkan”.
Dasar itulah, Ratri yang tinggal di daerah Turi, Sleman ini mengaku melihat peluang. Dimana daerah tempat tinggalnya penghasil salak pondoh yang telah banyak home industri. Home industry yang ada diderahnya telah mengolah daging dan isi salak menjadi produk makanan namun ternyata masih menyisakan sisa yakni kulit. Kulit salak terbuang percuma sehingga hanya menjadi sampah saja. Alasan itulah yang menjadi “PILUTSA” ini dipilih sebagai terobosan baru mengolah kulit salak.
Menurut Ratri Indriyani mahasiswa semester V ini menjelaskan bahwa Produk “PILUTSA” Kopi Celup Kulit Salak ini berupa kopi yang dibungkus menggunakan kantong celup isinya adalah ampas dari kulit salak. Proses pembuatannya juga cukup mudah, langkah pertam pencucian lalu kulit disangrai, dijemur dan pengemasan produk. “Melewati riset kecil-kecilan kami akhirnya menemukan khasiat dari kulit salak, ternyata kulit salak ini menurunkan kadar diabetes”, pungkas Ratri yang berniat menjadi enterpreuner ini. Tak hanya itu, tim “PILUTSA” ini berhasil menjuarai lomba PKM yang diselenggarakan HMPS Pendidikan Biologi FKIP UAD dikemas dengan Workshop dan Bazar (1/12/15). Bahkan Ketua Prodi Pendidikan Biologi H. Muh. Joko Susilo, M.Pd turut melihat lebih dekat dengan produk ini, terbukti menjalin kerjasama dengan tim “PILUTSA”. Selain itu Ratri mengaku, “Produknya ini belum melewati uji lab karena memang modalnya belum ada”. Selain itu juga produksi telah berlangsung dirumah Ratri Turi, Sleman. Ratri menambahkan semoga produk ini bisa kami kembangkan lebih luas dan segera memiliki hak paten. (ER-H5)