Joint Seminar UAD-UNIPAR: Pembelajaran dan Media Matematika untuk ABK
Program Studi Pendidikan Matematika (PMat) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Joint Seminar pada Selasa(3/12). Pada kesempatan ini, PMat UAD menerima kunjungan dari Universitas PGRI Argopuro Jember (UNIPAR). Bertempat di Educator Hall Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan, segenap Dosen PMat UAD dan UNIPAR serta mahasiswa PMat UAD dan UNIPAR memenuhi kuota ruangan yang berjumlah 100 kursi.
Joint Seminar UAD dan UNIPAR ini mengangkat tema “Benchmarking dan Joint Seminar Pembelajaran dan Media Pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Pendidikan Matematika”. Salah satu Dosen PMat, Rusmining, M.Pd. menjadi moderator yang memandu jalannya acara inti. Bertindak sebagai narasumber, Syariful Fahmi, M.Pd. (Dosen PMat UAD) dan Indah Rahayu Panglipur, S.Pd., M.Si. (Dosen UNIPAR). Mereka membawa sudut pandang baru kepada mahasiswa terkait pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus.
Pendekatan Etnomatematika
Indah sebagai narasumber pertama berbicara tentang pembelajaran untuk ABK dengan pendekatan etnomatematika. Menurutnya, faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak disabilitas. Ia mencontohkan bagaimana anak tunarungu memahami bentuk mulut untuk setiap kata. Mereka, kata Indah, akan mengoneksikan antara ekspresi dan bentuk bibir dalam menyampaikan sesuatu.
“Faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak disabilitas. Sebagai contoh, anak tunarungu akan memahami bagaimana bentuk mulut itu berbicara. Mereka akan mengoneksikan antara ekspresi dan bentuk bibir kita dalam menyampaikan sesuatu”, ujar Indah dalam materinya.
Selain itu, Indah juga menampilkan gambar Tari Lahbako khas Jember. Pada gerak tari ini, kostum yang mereka gunakan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki memang berbeda-beda, namun memiliki karakteristik yang sama. Dalam hal ini, pendekatan terhadap konsep geometri juga berlaku.
Media Pembelajaran untuk ABK
Selanjutnya, Fahmi menyinggung soal media pembelajaran yang relevan untuk anak disabilitas.
“Kita pernah mengembangkan software berbasis game di android dan mencoba memainkan bersama anak-anak tunagrahita. Saya kira banyak saat ini aplikasi-aplikasi yang bisa diterapkan untuk pembelajaran anak berkebutuhan khusus,” ungkap Fahmi.
Fahmi kemudian menceritakan pengalaman singkatnya dalam melakukan riset bersama mahasiswa terhadap ABK dengan media pembelajaran matematika yang bernama ABAKUS (alat bantu hitung anak berkebutuhan khusus). Berdasarkan hasil penelitiannya, anak tunanetra yang terbiasa dengan media ABAKUS tersebut akan memiliki mental aritmatika.
“Anak tunanetra yang sudah terbiasa dengan media ABAKUS tersebut, akan memiliki mental aritmatika. Harapannya dengan lepasnya ABAKUS itu, mereka bisa melakukan perhitungan dengan baik,” ujar Fahmi.
Baca juga: PMat UAD Kenalkan Media Pembelajaran ke Guru SMA PIRI 1 Yogyakarta
(hbw/ed: ql Humas FKIP UAD)