Pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan kunjungan silaturahmi ke Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD), Rabu(4/9). Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat koordinasi serta meningkatkan kualitas program studi dalam rangka tercapainya visi dan misi fakultas.
Hadir pada kesempatan tersebut Dekan dan Wakil Dekan II FKIP UAD, Ketua Program Studi PG-PAUD, serta dosen dan staf PG-PAUD. Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, Ph.D. mengungkapkan bahwa kunjungan ini menjadi penting untuk mendengar ide-ide atau masukan dari setiap program studi. Salah satu isu yang menjadi fokus pada kesempatan ini adalah Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dari Program Studi PG-PAUD.
Muhammad Sayuti, Ph.D. dan Dr. Ani Susanti, M.Pd.B.I pada koordinasi bersama PG-PAUD UAD (Foto: Humas FKIP UAD)
“Forum seperti ini sengaja kita siasatkan agar kami dapat mendengar ide-ide yang non-struktural,” ujar Sayuti.
Dr. Riana Mashar, M.Si., Psiko., Ketua Program Studi PG-PAUD, menyampaikan keresahannya terkait penurunan mahasiswa. PMB UAD menjadi tombak keberhasilan program studi dalam mendapatkan mahasiswa, namun menurutnya program studi belum mendapatkan kesempatan untuk mengelola PMB secara profesional. Maka, dalam diskusi tersebut, Riana menyampaikan pendapatnya terkait perlunya mengundang ahli pemasaran yang membekali Tim PMB unit program studi.
Dengan branding sebagai universitas yang unggul, menurutnya, sasaran mahasiswa bukan lagi sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun, perlu untuk melebarkan sayap hingga luar pulau se-Indonesia.
Dr. Riana Mashar, M.Si., Psiko. dalam koordinasi FKIP UAD dengan Program Studi PG-PAUD (Foto: Humas FKIP UAD)
“Saya melihat ketika kita punya branding sebagai universitas mahal, sasaran kita bukan hanya Jogja dan Jateng. Namun anak-anak luar pulau, sehingga bisa melebarkan sayang lebih luas,” ungkap Riana dalam sesi diskusi.
Dewi Eko Wati, M.Psi., salah satu dosen PG-PAUD, menambahkan bahwa perlu adanya pendampingan kepada mahasiswa yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK). Tes Psikologis, menurutnya, penting dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Hal itu agar program studi yang menerima mahasiswa ABK dapat memberikan pendampingan lebih baik dan terarah.
Koordinasi Pimpinan FKIP UAD bersama Program Studi PG-PAUD UAD
Dalam menanggapi kekhawatiran tersebut, Sayuti menyetujui pentingnya strategi pemasaran yang lebih profesional dalam proses PMB UAD. Ia juga menerangkan bahwa promosi FKIP UAD saat ini tidak hanya mengandalkan hard selling, tetapi juga soft selling, seperti melalui pelatihan atau Achievement Motivation Training (AMT). Sayuti juga mengungkapkan bahwa upaya memperluas jangkauan promosi hingga ke luar pulau menjadi langkah penting agar FKIP UAD semakin dikenal di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, Sayuti juga mengusulkan pengembangan layanan daycare yang telah Program Studi PG-PAUD kelola sebagai upaya mendukung program studi tersebut. Ia melihat potensi besar dalam layanan ini dan menyarankan perluasan laboratorium daycare. Selain dapat menjadi fasilitas unggulan yang tidak hanya menunjang pembelajaran mahasiswa, tetapi juga dapat menarik minat masyarakat luas. Menurutnya, perluasan ini akan memberikan nilai tambah bagi program studi dan meningkatkan daya saing FKIP UAD.
“Silahkan siapkan proposalnya, kita bangun unit dua daycare PG-PAUD,” ajak Sayuti kepada dosen dan staf PG-PAUD.
Wakil Dekan II FKIP UAD, Dr. Ani Susanti, M.Pd.B.I., turut merespon keresahan Ega Asnatasia Maharani, M.Psi. Psikolog., terkait kerja sama FKIP UAD dengan University of Gloucestershire (UoG). Kerja sama tersebut memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk virtual learning mengikuti perkuliahan UoG. Menurutnya, kendala bahasa menjadi poin penting dalam mengirimkan mahasiswa untuk program kerja sama dengan universitas luar negeri. Selain itu, terkait konversi nilai mahasiswa Ia menyarankan untuk dapat menggunakan tugas tambahan bahan pertimbangan.
Koordinasi FKIP dan PG-PAUD UAD (Foto: Humas FKIP UAD)
Koordinasi ini menjadi sarana komunikasi yang lebih intensif antara pimpinan fakultas dan program studi. Sehingga dapat menciptakan lingkungan akademik yang kondusif bagi seluruh civitas akademika.
(ql)