Kajian Bulanan FKIP: Refleksi Milad Muhammadiyah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD kembali menyelenggarakan Kajian Bulanan ke-31 bagi dosen dan tenaga kependidikan pada Rabu (19/11) di Educator Hall, Lantai 7 Kampus 4 UAD. Kajian kali ini menghadirkan dr. H. Agus Taufiqurrahman, S.Ps., M.Kes. dengan materi bertajuk Refleksi Milad Muhammadiyah. Dalam pemaparannya, Agus mengajak warga persyarikatan memperkuat iman, menjaga nilai perjuangan, dan menyiapkan diri menghadapi tantangan dakwah yang semakin besar.
Agus menegaskan bahwa Allah menganugerahkan kemajuan kepada Muhammadiyah bukan untuk meninggikan diri atau merendahkan pihak lain. Kemajuan tersebut justru menjadi dorongan agar Muhammadiyah terus memberikan manfaat nyata melalui berbagai aksi kemanusiaan.

Dosen dan Tendik FKIP mendengarkan kajian
Salah satu buktinya, WHO telah memverifikasi Muhammadiyah sebagai Emergency Medical Team (EMT) bertaraf internasional. Pencapaian ini menunjukkan kemampuan Muhammadiyah berkontribusi bagi kemanusiaan di tingkat global. Pengakuan tersebut menegaskan bahwa kemajuan persyarikatan bukan sekadar prestasi, tetapi amanah untuk menjaga kualitas amal saleh di seluruh lini organisasi.
Berangkat dari capaian global inilah, Agus mengingatkan bahwa peran Amal Usaha Muhammadiyah termasuk UAD menjadi bagian penting dalam rantai kontribusi besar tersebut. Setiap pegawai dan dosen UAD memiliki tanggung jawab untuk menjaga mutu layanan kampus sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah yang telah mengamanahkan institusi pendidikan sebesar ini. Banyak pihak di luar Muhammadiyah bangga terhadap persyarikatan, sehingga warga internal harus semakin bersyukur dan berkomitmen menjaga nilai dakwah.
Sebagai wujud komitmen tersebut, Agus mendorong civitas UAD untuk mengambil bagian dalam Muktamar ke-49 yang akan digelar di Medan dua tahun mendatang. Partisipasi aktif menjadi bentuk nyata dukungan terhadap gerakan dakwah Muhammadiyah di tingkat nasional.

dr. H. Agus Taufiqurrahman, S.Ps., M.Kes. menyampaikan materi kajian
Selain itu, Agus menegaskan bahwa kader Muhammadiyah tidak cukup aktif hanya di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Warga harus turut menghidupi ranting dan cabang sebagai pusat gerakan dan pelayanan masyarakat.
Di kampus kita menghidupi kampus, tetapi di masyarakat kita harus menghidupi ranting dan cabang. ungkap Agus.
Menutup kajian, Agus menyampaikan pesan yang menggugah bahwa seseorang seharusnya lebih memilih jalan yang mengantarkannya pada kebaikan meskipun terasa berat, daripada mengikuti jalan yang menyesatkan meskipun tampak mudah. Agus juga mengajak seluruh warga persyarikatan untuk menjaga kemajuan Muhammadiyah sebagai sarana memperbesar manfaat, bukan sebagai alasan untuk mengecilkan orang lain.
(krln humas fkip)


