Magister Pendidikan Fisika UAD Berikan Pembekalan Transformasi Pendidikan
Sebanyak kurang lebih 40 guru Fisika yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah mendapatkan pembekalan Transformasi Pendidikan di UAD. Pembekalan ini berlangsung pada Sabtu(24/2). Kegiatan ini hasil kerja sama antara Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, dan Perkumpulan Pencinta Fisika Indonesia. Pembekalan ini berorientasi pada penguatan kapasitas guru Fisika untuk menghadapi perubahan pada bidang pendidikan.
Guru sebagai aktor utama pengembangan sumber daya manusia di tingkat sekolah perlu menyiapkan diri terhadap perubahan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian pesat perlu seimbang dengan pengembangan diri guru. Selain itu, proses pendidikan yang berciri khas kelokalan perlu tersinergikan dengan perkembangan tekonologi tersebut. Untuk itulah, tiga narasumber dengan berbagai latar belakang pendidikan memberikan pembekalan yang substantif dan inspiratif. Ketiga narasumber tersebut yaitu Prof. Dwi Sulisworo, M.T., Drs. Suhiman, M.Pd., dan Sriyanto, M.Pd.Si.
Prof. Dwi menekankan pada karakteristik transformasi pendidikan yang melibatkan pengarahan pengajaran dan pembelajaran untuk memotivasi dan menguatkan pembelajar. Pembelajar harus gembira dan sehat untuk dapat mengambil keputusan dan bertindak berbasis informasi. Pembelajar perlu terlibat dengan masyarakat. Selain itu, Pembelajar perlu mencari koherensi antara materi yang sekolah ajarkan dengan kehidupan masyarakat. Untuk itulah, perlu kolaborasi, pemecahan masalah yang kompleks, dan empati. Selain itu, yang tidak kalah penting yaitu perlunya koneksi dengan manusia lainnya dan alam sekitar. Guru Fisika dapat mengambil peran ini dengan cara mentransformasikan metode pengajaran. Beberapa hal yang dapat Guru Fisika yaitu dengan mengembangkan kurikulum, pedagogi, bahan ajar, lingkungan sekolah agar dapat berdampak pada alam sekitar, ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Pembekalan Transformasi Pendidikan
Berkaitan dengan kebudayaan, Suhiman menegaskan bahwa pendidikan termasuk pendidikan Fisika perlu mengintegrasikan filosofi DIY. Filosofi tersebut yaitu Hamemayu Hayuning Bawana. Hal ini dapat berarti bahwa segala perubahan atau transformasi pendidikan untuk memperindah dunia. Siswa perlu siap untuk berjejaring dengan masyarakat dan tanggap terhadap permasalahan di kehidupan bermasyarakat. Penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi menjadi perhatian penting agar siswa mampu berinovasi. Sriyanto menambahkan bahwa pentingnya guru juga terus berkreasi dan berinovasi. Hal ini dapat diwujudkan dengan terus giat mengembangkan diri dengan meneliti dan mempublikasikan karya ilmiah.
Guru Fisika mempunyai potensi besar dalam transformasi pendidikan sesuai dengan materi pembekalan tersebut. Agar dapat lebih memahami kontekstual transformasi pendidikan, Prodi Magister Pendidikan Fisika UAD mengajak para guru untuk berkunjung ke berbagai fasilitas di UAD. Observatorium UAD merupakan laboratorium astronomi yang lengkap dengan peralatan teleskop modern dengan teknologi Internet of Thing. Sudah banyak mahasiswa yang melakukan tugas akhir di Observatorium UAD. Termasuk juga penelitian tentang pendidikan inklusif pada pembelajaran astronomi dan fisika. Selain itu, guru-guru Fisika juga mendapatkan bekal teknologi pembelajaran terkini saat berkunjung ke Laboratorium Fisika Sekolah dan Laboratorium Teknologi dan Pembelajaran Sains. Harapannya guru-guru Fisika dapat mengembangkan diri untuk mentransformasikan pendidikan dengan studi lanjut di Prodi Magister Pendidikan Fisika UAD yang terakreditasi Unggul.
(yp/ed:ql)