Pendidikan Inklusif Jadi Fondasi Menuju Indonesia Emas
Program Studi PGPAUD FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Pendidikan Islam AUD Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) menggelar Seminar Nasional “Membangun Ruang Belajar Inklusif: Pendekatan Konstruktivistik untuk Setiap Anak”. Acara ini berlangsung di Amphitarium Kampus 4 UAD pada Jumat (31/10).
Peserta yang hadir adalah mahasiswa PG PAUD UAD, PIAUD UMB, IGRA DIY, IGABA Daerah dan Wilayah DIY, IGTKI DIY serta HIMPAUDI DIY. Selain itu 130 mahasiwa RPL PGPAUD UAD yang berada di seluruh wilayah Indonesia juga menghadiri acara ini secara daring via zoom.
Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, Ph.D., dalam sambutanya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya forum ilmiah ini. Sayuti menegaskan bahwa UAD memiliki tradisi panjang dalam melahirkan pendidik berkualitas dengan berbagai kegiatan.

Muhammad Sayuti, Ph.D., Dekan FKIP UAD
Kami telah 65 tahun membangun generasi pendidik. Hanya guru yang terus belajar yang pantas mengajar. ucap Sayuti.
Melalui kegiatan ini, FKIP UAD tidak hanya menyelenggarakan seminar, tetapi juga memperkuat sinergi dengan berbagai mitra pendidikan. Pada kesempatan itu, FKIP UAD menandatangani MoA dengan IGABA DIY dan IGTKI Wilayah Yogyakarta. Sedangkan Prodi PGPAUD UAD dan Pendidikan Islam AUD Universitas Muhammadiyah Bandung juga mendandatngani IA sebagai bentuk komitmen kerjasama.
Selanjutnya Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Ir. Sunardi, S.T., M.T., Ph.D. mewakili rektor UAD menyambut hangat seleruh peserta. Sunardi memperkuat perspektif kebijakan pendidikan anak usia dini. Ia menambahkan bahwa pendidikan anak usia dini menjadi pondasi utama dalam membangun bangsa.

Prof. Ir. Sunardi, S.T., M.T., Ph.D., WR Akademik UAD
Pendidikan anak usia dini ibarat pondasi bangunan. Jika pondasinya kokoh, maka generasi di atasnya akan tumbuh kuat. ucap Sunardi.
Sunardi juga menekankan pentingnya pembelajaran inklusif yang merangkul semua anak tanpa membeda-bedakan latar belakang, kemampuan, atau kondisi. Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang sesuai potensinya.
Kebijakan dan Strategi Pemerintah dalam Pengembangan PAUD Inklusif
Sesi utama menghadirkan Dr. Nia Nurhasanah, S.Si., M.Pd., Direktur PAUD, sebagai keynote speaker. Dalam paparannya, Nia menegaskan bahwa pendidikan inklusif merupakan fondasi penting pemerataan pendidikan di Indonesia, karena setiap anak berhak belajar bersama dalam lingkungan yang setara dan menghargai perbedaan.
Ia menegaskan bahwa setiap anak membawa potensi, ide, dan gagasan yang perlu dikembangkan dalam lingkungan belajar yang ramah dan adaptif. Pemerintah berupaya memperluas akses pendidikan bagi seluruh anak Indonesia melalui kebijakan dan langkah strategis yang berkelanjutan.
Program prioritas Kemendikdasmen 2024–2029 meliputi:
- Wajib belajar 13 tahun (menuju Indonesia Emas 2045).
- Penguatan kapasitas guru dan penerimaan murid yang adil.
- Peningkatan infrastruktur PAUD inklusif melalui revitalisasi 1.517 satuan pendidikan.
- Digitalisasi pembelajaran di 204.000 lembaga PAUD.

Dr. Nia Nurhasanah, S.Si., M.Pd., Direktur PAUD
Nia menegaskan bahwa inklusif bukan sekadar menerima anak berkebutuhan khusus, tetapi filosofi merangkul keberagaman. Ia juga menyoroti tantangan di lapangan seperti disparitas geografis, kesiapan guru, stigma sosial, dan kesenjangan infrastruktur.
Pendidikan inklusif bukan tujuan akhir, melainkan proses berkelanjutan untuk memastikan semua anak mendapatkan kesempatan belajar yang setara. ujar Nia.
Praktik Inklusif dan Pendekatan Konstruktivistik
Memperdalam materi yang telah disampaikan pada sesi sebelumnya, sesi kedua menghadirkan Dr. Riana Mashar, S.Psi., M.Si., Psikolog, Dosen PGPAUD UAD, dengan tema “Dari Ruang Kelas ke Ruang Hati: Membangun Pembelajaran Inklusif Berbasis Konstruktivisme”. Riana menjelaskan bahwa keadilan bukan berarti memperlakukan semua anak sama, melainkan memberi dukungan sesuai kebutuhan dan potensinya.
Pendekatan konstruktivistik menempatkan anak sebagai pembangun pengetahuan aktif berdasarkan pengalaman. Guru berperan sebagai fasilitator yang memperkaya pengalaman belajar anak melalui kurikulum adaptif dan lingkungan yang mendukung.
Prinsip utamanya mencakup:
- Pembelajaran berpusat pada anak.
- Kolaborasi dengan teman sebaya, keluarga, dan komunitas.
- Guru sebagai fasilitator.
- Lingkungan belajar yang adaptif dan stimulatif.

Peserta Seminar Nasional Membangun Ruang Belajar Inklusif: Pendekatan Konstruktivistik Untuk Setiap Aanak
Guru Sebagai Pilar Pendidikan Inklusif
Sebagai penguatan dari perspektif sebelumnya, Dr. Esty Faatinisa, S.Psi., S.Pd., M.Pd., dosen PIAUD Universitas Muhammadiyah Bandung, menegaskan bahwa guru merupakan gerbang utama keberhasilan pendidikan inklusif. Ia menekankan pentingnya perubahan mindset, karena persepsi negatif terhadap anak berkebutuhan khusus dapat menurunkan ekspektasi dan menghambat potensi anak.
Ketika guru menerima keberagaman dengan hati, mereka akan mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang adil. ucap Esty.
Esty juga menekankan bahwa pendidikan inklusif tidak hanya persoalan teknis pembelajaran, tetapi juga manifestasi nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman yang menempatkan semua anak sebagai individu berharga dan berdaya.
Dalam kesempatan itu, Esty memperkenalkan Fiqih Difabel Muhammadiyah yang berlandaskan tiga prinsip utama:
- Tauhid – Allah menciptakan manusia dengan segala bentuk dan rupa.
- Keadilan – Semua manusia setara di hadapan Allah, dibedakan hanya oleh ketakwaan.
- Kemaslahatan – Mendorong kontribusi nyata bagi peradaban.
Sebagai penutup rangkaian acara, seminar nasional ini menjadi wujud nyata komitmen FKIP UAD dan Universitas Muhammadiyah Bandung dalam memperkuat ekosistem pendidikan inklusif sejak jenjang PAUD. Melalui kolaborasi akademik, kebijakan pemerintah, dan nilai-nilai kemanusiaan, kegiatan ini menegaskan pentingnya sinergi seluruh pihak untuk mewujudkan ruang belajar yang ramah bagi setiap anak tanpa terkecuali.
Dengan semangat Membangun Ruang Belajar Inklusif, para pendidik, mahasiswa, dan pemangku kebijakan diharapkan terus berinovasi dan berkolaborasi dalam menciptakan masa depan pendidikan Indonesia yang lebih adil, adaptif, dan berkeadaban.
(krln humas fkip)






FKIP UAD
