PRODI PBSI UAD AKADAN SEMINAR NASIONAL DENGAN TEMA “ORIENTASI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KURIKULUM 2013”
Prodi PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mengadakan acara Seminar Nasional dengan tema ‘Orientasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Kurikulum 2013’, Sabtu (17/9/16) yang bertempat di Kampus IV UAD Islamic Center dengan alamat ringroad selatan Yogyakarta. Pembicara utama dalam seminar tersebut adalah Prof. Dr. Suherli Kusmana, M.Pd. (Tim Perumus Kurikulum 2013) dan Dr. Maman Suryaman, M. Pd. (dari Universitas Negeri Yogyakarta). Seminar dibuka oleh Wakil Rektor I, Dr. Muchlas, M. T. Hadir dalam acara tersebut jajaran rektorat Dr. Abdul Fadlil, M.T., dan Prof. Dr. Sarbiran. Turut hadir pula Dekan FKIP UAD Dr. Trikinasih Handayani, M. Si., beserta Wakil Dekan Dr. Suparman, M. Si., D.E.A.
Ketua panitia penyelenggara, Ardi Kurniawan, M. A., didampingi Kaprodi PBSI, Dra. Triwati Rahayu, M. Hum., menyampaikan bahwa acara ini diselenggarakan DALAM RANGKA MENYIKAPI PERUBAHAN Kurikulum 2013. Harapannya acara ini dapat meningkatkan kompetensi dan wawasan dosen, guru, dan calon guru (mahasiswa) untuk menyingkapi dan mempersiapkan pelaksanaan perubahan kurikulum yang dicanangkan pemerintah.
Maman S. Dalam pematerinya menyampaikan “Sekolah tidak lagi steril dari tuntutan dan perkembangan zaman (logika korporasi: efisiensi pembiayaan, perhitungan resiko, dan kemampuan prediktif). Untuk itu, diperlukan pembaharuan sebagai bagian dari validasi dan perluasan keilmuan yang bermanfaat. Kurikulum menjadi salah satu aspek yang penting untuk diperbaharui. Kurikulum tidak hanya berisi tujuan yang harus dicapai, melainkan juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar bagi siswa. Di dalam perspektif tersebut, belajar direposisi ke dalam konseptualisasi paradigma baru, yakni bagaimana cara siswa membangun pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Prinsip ini mengarahkan pembelajar bahwa sumber belajar yang paling otentik adalah pengalaman. Artinya, siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya merupakan hasil asimilasi dengan pengalaman awalnya dan menghasilkan pengalaman baru. Para ahli psikologi belajar mutakhir pun semakin memperkuatnya. Piaget, misalnya, dengan teori skemanya menjelaskan bahwa perkembangan intelektual anak muncul melalui proses penciptaan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah ada pada diri si anak. Dalam pengertian yang lebih sederhana, belajar itu akan lebih bermakna jika siswa ‘mengalami’ apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahuinya’. Kurikulum 2013 Revisi 2016 yang diwujudkan ke dalam Permendikbu No. 2o, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 semestinya mengakomodasi asumsi-asumsi tersebut. Kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia harus kembali kepada pengalaman berbahasa dan bersastra: mendengarkan-berbicara-membaca-menulis ditambah dengan memirsa”.
Acara tersebut diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari dosen, guru, dan mahasiswa, baik yang berasal dari Yogyakarta, ataupun luar Yogyakarta. (H2)