SOSIALISASI WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA BAGI GURU PPKN DAN SISWA SMP/SMA/SEDERAJAT WILAYAH YOGYAKARTA
Yogyakarta (21-2-2018) Program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara bagi Guru PKn dan Siswa/i SMP/SMA/SMK/Sederajat wilayah Yogyakarta. Sosialisasi dilaksanakan di Meeting Room Sargede, Kampus 2 Unit B UAD.
Acara dihadiri oleh guru mata pelajaran PPKn dan 2 orang perwakilan siswa. Anom Wahyu Asmorojati, panitia pelaksana menyebut bahwa guru dan siswa yang diundang adalah perwakilah dari 16 sekolah mitra program studi PPKn FKIP UAD di wilayah Yogyakarta. Sosialisasi menghadirkan Monica Irene, S.Ip.,MPA, Kasie Bina Ideologi dan Kewaspadaan Nasional Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DI Yogyakarta sebagai narasumber.
Hadir memberikan sambutan Dr. Suparman, M.Si.,DEA, Wakil Dekan FKIP UAD. Menurut Suparman sosialisasi wawasan kebangsaan dan bela negara ini penting dilakukan, terutama menyikapi fenomena lunturnya wawasan kebangsaan dan rendahnya bela negara dewasa ini. Acara yang secara resmi dibuka oleh Janiari, S.Pd, Kasie Bidang SMA Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DI Yogyakarta, juga dihadiri oleh para dosen program studi PPKn FKIP UAD. Dalam sambutannya, Janiari, mengapresiasi kegiatan sosialisasi dan kemitraan yang telah dijalin oleh program studi PPKn dan beberapa sekolah di bawah Dikpora DIY. Seraya berharap jalinan kemitraan itu dapat ditingkatkan dan diperluas. “Para siswa perlu dibekali wawasan kebangsaan dan bela negara agar sebagai generasi penerus bangsa mereka dapat berperan serta dalam merawat NKRI” tambahnya. Janiari juga mengapresiasi kepada para guru mata pelajaran PPKn yang selama ini telah berusaha untuk membimbing, mendidik, dan memberikan penguatan wawasan kebangsaan dan bela negara kepada para siswa.
Monica Irene, mengajak para guru dan siswa untuk meningkatkan wawasan kebangsaan serta mewaspadai berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar negeri yang menggerogoti wawasan kebangsaan dan bela negara Indonesia. Ia menyebut ada dua ancaman besar dari dalam negeri, yaitu radikalisme dan separatisme. Sementara ancaman dari luar negeri antara lain perang modern dan proxy war, dampak negatif globalisasi, bahaya narkoba, dan bahaya terorisme. Selain itu, untuk membangun sikap bela negara diperlukan character building yang berbasis pada konsensus dasar bangsa Indonesia. “Republik Indonesia tetap berdiri tegak karena kita menjunjung 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika & NKRI” pungkasnya. [dba]