Kajian Bulanan FKIP: Pendampingan Generasi Z
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Bulanan seri ke-30 pada Rabu (29/10) di Educator Hall Kampus 4 UAD. Pada bulan Oktober ini kajian berlangsung dua kali di awal dan di akhir bulan sebagai upaya memperkuat konsistensi kegiatan spiritual dan intelektual di lingkungan kampus.
Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, Ph.D., dalam sambutannya mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjaga keistiqamahan dalam mengikuti kajian.

Dekan FKIP Muhamamd Sayuti, Ph.D.
Semoga kegiatan ini menjadi amal jariyah, amal saleh, dan membawa keberkahan rezeki yang melimpah. ungkap Sayuti.
Sementara itu, Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., menyampaikan apresiasi atas konsistensi FKIP dalam menyelenggarakan kegiatan pengajian. Muchlas berharap kajian ini terus menjadi kegiatan rutin yang membawa pahala dunia dan akhirat.

Prof. Dr. Muchlas, M.T., Rektor UAD
Saya senang mendengar bahwa FKIP sudah mengadakan sekitar 30 kali kegiatan kajian. Ini bukti bahwa FKIP memiliki nyawa dan menjadi penggerak amal usaha UAD. ungkap Muchlas.
Memahami dan Mendampingi Generasi Z
Kajian utama kali ini disampaikan oleh Prof. Dr. Doddy Hartanto, M.Pd. dengan tema “Karakter Gen Z: Memahami untuk Mendampingi.” Doddy menyoroti bahwa Generasi Z hidup di era digital yang kompleks, sering kali menghadapi tekanan emosional dan kesehatan mental yang rapuh.
Doddy kemudian mengajak dosen dan tendik untuk mengenali penyebab munculnya masalah atau stress yang dihadapi mahasiswa sebagai generesai Z. Menurut Doddy, mahasiswa generasi Z memiliki 5 ciri-ciri, yaitu:
-
Digital native, tumbuh dengan teknologi sehingga sangat akrab dengan dunia digital.
-
Pragmatis dan realistis, berpikir rasional namun sering kali memiliki tuntutan tinggi terhadap hasil.
-
Beragam dan inklusif, terbuka terhadap perbedaan namun mudah merasa kehilangan arah nilai.
-
Rentan terhadap masalah kesehatan mental, karena tekanan sosial dan ekspektasi yang besar.
-
Pembelajar visual, lebih mudah memahami informasi melalui gambar, video, dan tampilan interaktif.

Dosen dan Tendik FKIP
Doddy menjelaskan bahwa ciri-ciri tersebut membuat mahasiswa Generasi Z lebih mudah mengalami stres dan cemas dibanding generasi sebelumnya. Ketergantungan pada teknologi sering membuat mereka sulit berinteraksi secara emosional, sementara tekanan akademik dan sosial mendorong munculnya rasa tidak aman terhadap masa depan.
Future anxiety atau ketakutan akan masa depan kini menjadi fenomena umum di kalangan mahasiswa. Mereka banyak berpikir, tetapi sedikit berinteraksi dengan lingkungan sekitar. ungkap Doddy.
Membangun Kesadaran Diri dan Afirmasi Positif
Doddy juga mengingatkan bahaya kebiasaan mengeluh yang dapat memperburuk kondisi psikologis. Berdasarkan hasil penelitian, mendengarkan keluhan selama beberapa menit saja dapat meningkatkan hormon stres kortisol dan mengganggu fungsi otak.
Dari pemaparan tersebut, Doddy kemudian mengaitkan pentingnya pengendalian diri dengan konsep kebahagiaan yang berakar pada kesadaran diri. Mengutip pemikiran Imam Al-Ghazali dalam The Alchemy of Happiness, ia menegaskan bahwa kebahagiaan berawal dari kemampuan seseorang mengenali dirinya sendiri.
Kebahagiaan adalah bagaimana individu mengubah keadaan diri menjadi bahagia. Untuk dapat bahagia maka hal yang paling mendasar adalah dengan mengenali diri sendiri.
Barang siapa mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya. ulang Doddy.
Sebagai penutup, Doddy mengajak peserta untuk melakukan afirmasi positif, menumbuhkan rasa cukup, dan melakukan relaksasi sederhana seperti teknik 3-3-6 breathing untuk menenangkan diri.
Kajian bulanan FKIP UAD ini menjadi wadah refleksi penting bagi dosen dan tendik dalam memahami tantangan psikologis mahasiswa masa kini. Dengan memahami penyebab stres generasi Z harapannya pendidik dapat mendampingi mereka dengan empati, kesadaran, dan kebahagiaan yang menular.
(krln humas fkip)




FKIP UAD
FKIP UAD
