Audy Renaldi Teurupan : WISUDAWAN FKIP UAD DENGAN IPK 3.91 PERIODE MARET 2016
Audy Renaldi Teurupan mungkin lebih di kenal dengan sang penyanyi bersuara merdu atau finalis X-Factor 2015. Entah sudah tau atau belum tujuan yang kami bawa, pria kalem ini menyambut kami dengan sumringahnya. Kami di sambut dengan baik dan sesuai ciri anak kost alakadarnya. Tanpa basa basi kami menanyakan langsung pertanyaan perihal bagaimana sang mahasiswa bisa mencapai IPK tertinggi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan. Mas Audy pun tersipu malu mendengar pertanyaan tersebut. Sesungguhnya ia tak menyangka sampai ada yang mewawancarainya setelah ia wisuda.
Ditanya perihal tersebut ia hanya menjawab: “ sesungguhnya aku hanya melakukan keseharian sama seperti mahasiswa yang lainnya” jawab sang peraih IPK 3,91 ini
Ia juga menjelaskan bahwa sesungguhnya iya tergolong mahasiswa yang lebih aktif dalam ekstrakurikuler dari pada akademiknya. Lebih banyak kegiatan di luar kuliah yang ia ikuti dari pada kegiatan akademik di dalam Universitas . “ Jujur aku gak pernah belajar waktu mau ujian, aku hanya belajar saat waktu kuliah saja. Tetapi ketika belajar aku harus fokus memperhatikan dan memahami materi yang di sampaikan.” Ujar sang Juara mawapres tingkat fakultas ini.
Kami juga menanyakan bagaimana awalnya ia bisa masuk dalam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Sebenarnya awal setelah ia lulus SMA di kabupaten Fakfak, orang tuanya sangat menginginkan ia masuk ke Universitas Hasanudin Makasar. “Jujur orang tua sangat ingin aku masuk UNHAS tetapi dari awal aku kepingin jadi guru yang mendidik anak muridnya hingga pintar”. Dengan tekad inilah ia dengan berani menyebrang laut demi cita cita nya menjadi guru dan masuklah ia di Universitas Ahmad Dahlan ini.
Tidak cukup sampai di situ saja kami juga menanyakan adakah kiat kiat dalam menempuh kuliah hingga berhasil mendapatkan IPK yang luar biasa. “Ingat tujuan awal kita kuliah itu apa dan selalu ingat kepada orang tua dan pesan pesan yang orang tua sampaikan. Dulu sih orang tuaku hanya menyampaikan jangan neko nekolah kalau kuliah ingat perjuangan orang tua disini” tirunya
Intinya dalam perjalanan kuliah sang mahasiswa ia selalu ingat orang tua dan harus nurut kata kata orang tua, karena ia yakin bahwa ridhanya Allah adalah ridhanya orang tua juga. Ia pun sempat menegur seseungguhnya IPK yang ia raih belum luar biasa seperti yang redaksi katakan. “Jangan gitu ah masih banyak yang dapet IPK lebih tinggi dari aku” tambahnya dengan nada bercanda.
Dia juga berpesan bahwa kuliah itu harus dilakukan sesuai dengan niat awalnya dan harus di lakukan dengan karena Allah. Dan tak lupa pula ia memberi tips menjadi mahasiswa “ jika punya temen deket jangan banyak ngobrol yang mengarah ke hura hura, tapi gunakanlah waktu bersama teman dekat untuk belajar bersama”. (H3)