FKIP Ajak Mahasiswa Maksimalkan PKM untuk Tingkatkan Riset
Seiring dengan upaya tersebut, Prof. Suyatno, dosen pembimbing PKM, menekankan agar mahasiswa FKIP mengajukan minimal 100 proposal. Ia juga mengingatkan bahwa tim akan memberikan pendampingan tidak hanya pada hari itu saja, tetapi berkelanjutan hingga proses akhir.

Prof. Suyatno, M.Pd.I. Dosen Pendamping PKM
“Kesempatan mengikuti PKM adalah hal yang sangat berharga. Jangan hanya fokus pada dana yang diberikan, tetapi lihatlah PKM sebagai sebuah kesempatan untuk mengukir prestasi di tingkat nasional,” ujar Suyatno.
Suyatno menjelaskan bahwa mahasiswa yang lolos administrasi akan mendapatkan rekognisi 2 SKS. Sebelumnya Tim dosen FKIP akan meninjau dan memverifikasi proposal sebelum dikumpulkan untuk memastikan kualitas dan kesesuaiannya.
Nur Rifa’i Akhsan, M.Ed., salah satu pendamping, menjelaskan bahwa pendampingan terbagi menjadi dua kategori: administrasi dan substansi. Pendampingan administrasi mengecek dokumen dan syarat, sementara pendampingan substansi fokus pada ide dan pemilihan mitra.
Iis, seorang dosen pendamping lainnya, menambahkan bahwa kesalahan administratif menjadi salah satu kendala utama dalam pengajuan proposal PKM. Ia mengingatkan bahwa ada aturan yang melarang mahasiswa untuk mengikuti lebih dari satu jenis kompetisi PKM, seperti PPKO (Pengabdian Kepada Masyarakat), P2MW (Program Mahasiswa Wirausaha), dan PKM, dalam satu waktu yang sama.
Iis juga menekankan pentingnya memilih topik yang linier dengan program studi (Prodi), seperti Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), yang dapat membantu meringankan beban dalam penulisan skripsi.

Iis Wartini, M.Pd., Dosen Pendamping PKM
“Luaran dari PKM Prodi PBSI dapat diakui sebagai rekognisi skripsi, yang tentunya sangat menguntungkan bagi mahasiswa,” ujar Iis.
Setiap kelompok menjelaskan maksud dan tujuan PKM yang diajukan serta mengidentifikasi mitra yang relevan. Pemilihan mitra yang tepat sangat menentukan kelancaran implementasi dan dampak dari program tersebut.
LPPM akan memberikan rekognisi mata kuliah KKN kepada peserta yang lolos seleksi. Hal ini memungkinkan mahasiswa mengintegrasikan Program Kreativitas Mahasiswa dengan KKN sekaligus memberi dampak positif bagi masyarakat. FKIP berharap pendampingan intensif dan kesempatan rekognisi akademik akan meningkatkan jumlah mahasiswa yang lolos seleksi dan meraih prestasi nasional.
Dengan semangat yang tinggi, FKIP mengajak seluruh mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya dan tidak ragu untuk mengajukan proposal PKM. Tim akan terus memberikan pendampingan dan bimbingan hingga tahap akhir, agar setiap mahasiswa dapat meraih keberhasilan.
(arif/ed: isnanisha)