Haedar Nasir: Ukhuwah imaniyah, Jalan Tengah Perdamaian
Tiga Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) di Jogja melakukan syawalan pada 09 Syawal 1444 H secara beramaan. PTMA tersebut, yaitu Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Aisyiyah.
Spirit Silaturahmi Berbasis Ukhuwah Imaniyah
Kegiatan silaturahmi merupakan tradisi yang sangat baik. Silaturahmi mempertalikan persaudaraan, baik secara universal ataupun silaturahmi berbasis keimanan (Ukhuwah Imaniyah).
Allah Swt., menciptakan keberagaman karena ada peluang untuk selalu ada perbedaan kepentingan, cara pikir, atau tradisi. Apabila tidak memiliki kemampuan menerima perbedaan, maka yang terjadi hanyalah perpecahan. Perpecahan dan terjadinya gesekan sosial terjadi karena tidak adanya landasan keimanan yang kuat dalam menghadapi sebuah perbedaan.
Aktualisasi iman adalah amal (amalliyah). Haedar memberikan contoh dengan puasa. Apakah dengan puasa meningkatkan ketaqwaan? Puasa bahkan menahan diri dari duniawi. Tiga cinta duniawi yaitu, makan, minum, dan pemenuhan biologis. Saat berpuasa, mulai subuh sampai maghrib menahan diri dari cinta dunia. Sehingga, apakah puasa ramadan tahun ini menambah ketaqwaan kita kepada Allah Swt.?
Ciri-ciri Ketaqwaan Bertambah
Ada beberapa ciri dari bertambahnya ketaqwaan. Pertama, adalah Sadaqah di kala lapang atau sempit. Kedua, menahan marah. Jangan mengambil keputusan saat sedang marah. Tetap menggunakan ilmu dan adab dalam mengambil setiap keputusan. Jangan menggunakan sikap marah. Ketiga, memberi maaf. Ego yang merasa benar sulit untuk meminta maaf. Memberikan maaf berkaitan dengan masalah rohani. Apabila ada kesalahan yang berulang dan harus ada tindakan hukum, tetap dilaksanakan sesuai dengan tata tertib yang berlaku di masyarakat.
Aktualisasi Iman dan Amal Saleh
Setelah Ramadan 1444 H meninggalkan kita semua, maka kita harus meningkatkan kualitas diri agar lebih baik lagi. Jangan stagnan atau jalan di tempat dalam beramal.
“Pada bulan syawwal, mari kita berburu ibadah-ibadah yang lebih dari saat bulan ramadan. Pada bulan ramadan kita semua sudah soleh. Kita belajar al-quran sampai khatam. Tetapi, tantangan kita sebenarnya adalah bagaimana kualitas ibadah kita setelah ramadan”, jelas Haedar.
(jp Humas FKIP UAD)