Kajian Bulanan: Amal Shalih Dalam Quran
Kajian Bulanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode September 2024 berlangsung pada Sabtu(28/9). Bertempat di Ruang Serbaguna Kampus 4 UAD, seluruh civitas academica FKIP UAD hadir pada kajian ini. Pada periode ini, Program Studi Magister Pendidikan Vokasi, Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif, serta Pendidikan Elektronika dan Informatika berkesempatan sebagai penyelenggara kajian.
Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., mengungkapkan apresiasinya atas keteguhan seluruh civitas academica FKIP UAD. Sayuti mengajak para hadirin untuk mempertahankan rutinitas mengaji.
“Mohon bantuan Bapak Ibu untuk terus mempertahankan rutinitas kita ini, mengaji. Insyaallah Allah memberikan kelembutan hati kepada kita semua”, ungkap Sayuti dalam sambutannya.
Periode ini, FKIP mengusung tema “Amal Shalih dalam Quran”. FKIP UAD juga menghadirkan Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. (Wakil Rektor Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan) sebagai narasumber pada periode ini. Nur Kholis mengartikan bahwa ‘amal adalah suatu aktivitas atau perbuatan secara sengaja dan maksud tertentu. Terdapat dua konteks penggunaan kata ‘amal dalam Quran, yaitu (1). ‘Amiluw al-shalihat, yaitu amal dalam konteks positif atau amal shalih. dan (2). ‘Amiluw al-sayyiat, yaitu amal dalam bentuk negatif atau amal buruk.
Secara sederhana, dalam materinya, amal shalih berarti perbuatan atau aktivitas yang baik. Muhammad Quraish Shihab mengartikan amal shalih sebagai amal yang Allah terima dan puji. Sedangkan Syekh Muhammad al-Ghazali mengeratikan usaha untuk berkhidmat terhadap agama.
Amal Shalih Dalam Quran
Kemudian, Nur Kholis mengungkapkan empat tolak ukur agar amal perbuatan disenangi oleh Allah, yaitu:
- Ikhlas. Amal akan menjadi amal yang Allah puji kalau ikhlas dilaksanakan sesuai dengan niat mengharap ridho Allah.
- Shalih. Shalih itu berarti melaksanakan perbuatan dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama. Selain itu, juga memenuhi tuntunan profesional dan tidak sekedar formalitas.
- Bermanfaat. Amal yang baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat atau umat manusia. Selain itu, juga tidak merusak diri sendiri dan muka bumi.
- Ada perbaikan dan inovasi. Amal yang shalih adalah amal yang dapat meningkatkan kualitas diri.
“Ikhlas itu bukan seadanya. Mau diberikan penghargaan ataupun tidak, kita tetap beramal profesional,” tegas Nurkholis.
Nurkholis juga menerangkan terkait Jenis-Jenis Amal Shalih, antara lain:
- Aspek Teologis. Berupa penegasan terhadap unsur monoteisme murni, yaitu tidak akan menyembah selain kepada Allah.
- Aspek Etika-Moral. Hal ini berupa perbuatan baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim, dan kaum miskin. Selain itu, berbicara dengan baik kepada setiap orang juga termasuk amal shalih.
- Aspek Ibadah Ritual Formal-Sosial, berupa kewajiban menegakkan shalat dan pembayaran zakat.
- Menepati janji dan tidak menyia-nyiakan waktu.
Semua perbuatan dalam Al-Quran yang baik, lanjutnya, tentu mendapatkan balasan dunia dan akhirat. Balasan di dunia yaitu tidak akan merasa cemas di dunia, senantiasa bahagia. Bahagia itu, menurutnya, tidak ada rasa khawatir dan cemas.
“Perbanyaklah amilus shalihah agar kita tidak perlu merasa khawatir selama hidup di dunia,” ungkap Nurkholis mengakhiri materinya.
(ql)