Kajian FKIP: Kepribadian Nabi SAW sebagai Seorang Pendidik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelar Kajian Bulanan Periode Oktober 2024 pada Sabtu(26/10). Bertempat di Educators Hall Kampus 4 UAD, hadir seluruh civitas academica FKIP UAD. Panitia pelaksana kajian periode ini adalah S1 dan S2 Pendidikan Fisika serta S1 Pendidikan Biologi.
Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kajian periode ini adalah yang ke 18 FKIP selenggarakan. Ia juga mengingatkan kepada seluruh civitas academica untuk mempertahankan konsisten dan silaturahmi mereka.
“Kita pertahankan konsisten dan keistimewaan kita untuk silaturahmi, ngaji, dan membuka diri atas ilmu baru,” ungkap Sayuti.
Pada kajian periode ini, FKIP menghadirkan Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag., sebagai narasumber. Beliau adalah salah satu anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia membawakan materi bertema “Kepribadian Nabi SAW sebagai Seorang Pendidik”. Dalam materinya, Qaem menerangkan sifat-sifat pendidik Nabi, antara lain:
- Kasih sayang
- Sabar
- Kecerdasan
- Rendah hati
- Kelembutan
- Pemaaf dan rekonsiliatif
- Komitmen dan memegang prinsip
Qaem juga menyampaikan bahwa Allah mengutus Nabi dan Rasul sebagai bentuk rahmat kepada manusia. Dengan datangnya Nabi, umat manusia bisa keluar dari keadaan gelap menuju pedoman cahaya ilahi. Metode terbaik yang Nabi gunakan untuk mendidik dan dakwah dalam materinya antara lain: (1). At-tilawah, (2). At-tazkiyah (at-tarbiyyah), (3). Ar-ta’lim, (4). Al-inzar, dan (5). Asy-syahadah. Selain itu, Qaem juga menerangkan bahwa, umat terdahulu saling bermusuhan dan berada di tepi jurang neraka sebelum tersentuh pendidikan Nabi. Mereka juga sesat, musyrik, dan mengharamkan rezeki yang Allah karuniai.
Setelah mendapatkan sentuhan pendidikan dari Nabi, terwujudlah persaudaraan (tahqiq al-ikha) di antara umat manusia. Dengan terciptanya persaudaraan ini, permusuhan dan perselisihan pun hilang. Sehingga lahirlah persatuan (tahqiq wihdah al-ummah) dan solidaritas yang kuat. Persatuan yang kokoh ini menjadi dasar bagi terbentuknya umat yang unggul (tahqiq khairah al-ummah) dan jaya (tahqiq uluw am ummah), menjadikan umat Islam sebagai teladan dalam kebaikan, kedamaian, dan kemajuan.
(ql)