MAHASISWA PGSD FKIP UAD MERAIH JUARA 1 LOMBA KARYA TULIS NASIONAL
Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Lomba Karya Tulis (LKTI) Nasional. Lomba dilaksanakan pada hari kamis hingga sabtu (21-23/3) di Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara. Prodi PGSD berhasil mengirim 3 mahasiswa bernama Gilang Aditya, Aristia Indriani, Siti Aminah untuk mengikuti perlombaan tersebut. Dosen validasi materi berasal dari prodi PGSD Sugeng Riyanto, M. Pd dengan media yang dilombakan berjudul B Netra-Inovasi Media Pembelajaran Berbasis Multiliterasi Sebagai Upaya Meningkatkan Literasi Sains Pada Siswa Tunanetra, hadiah yang didapatkan berupa piala dan sertifikat hingga uang pembinaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Muhammad Ragil Kurniawan, M. Pd selaku dosen pembimbing utama dari Prodi PGSD pada hari selasa (26/3) terkait cara sukses membimbing mahasiswa hingga menjadi juara. Ragil menegaskan semua ide awal kita serahkan kepada mahasiswa, di awal bimbingan mahasiswa disiapkan pola pikir ilmiah terlebih dahulu, kemudian dipersiapkan aspek mental, khususnya aspek ketahanan (endurance) sebagai proses penyusunan produk dan naskah LKTI Nasional tersebut, karena aktifitas penemuan karya yang bagus membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jika mahasiswa tidak siap mental dengan berbagai revisi dan perbaikan naskah yang harus dilakukan, maka mahasiswa bisa putus di tengah proses perjalanan menemukan sebuah ide karya baru tersebut.
Dalam proses pembuatan karya ilmiah pembimbing bersama-sama dengan mahasiswa secara kontinyu mendiskusikan produk dan ide karya ilmiah tersebut, kemudian mengevaluasi dan merefleksikan produk yang ada guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Dosen dan mahasiswa terus berlatih dan mengasah pola pikir kritis sebagai fondasi dasar menemukan karya ilmiah, usaha lain yang dapat dilakukan yaitu mengikuti forum ilmiah seperti diskusi dan bedah buku hingga seminar. Kebiasaan mahasiswa dalam berfikir ilmiah diharapkan juga dapat menjadi modal untuk menjadi guru pada abad 21 dengan tantangan yang lebih komplek.
(FS-HUMAS 5)