Membangun Karier: Cerita Alumni PBI UAD Bekerja di Luar Negeri
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Career Talk Show bertajuk “Ramadan di Luar Negeri Bersama Alumni PBI UAD” secara daring. Empat alumni yang kini berkarier dan melanjutkan studi di luar negeri, memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa dan alumni dalam merancang karier di tingkat global.
Acara ini bertujuan untuk memberikan informasi dan inspirasi kepada peserta mengenai peluang karir dan studi di luar negeri. Sucipto, Ph.D., Kaprodi PBI UAD, menekankan pentingnya acara ini sebagai sumber motivasi dan bimbingan.
Acara ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa dalam menyiapkan masa depan mereka. Dengan mendengarkan cerita dari alumni, kami berharap mahasiswa bisa mendapatkan inspirasi dan tips untuk mengembangkan karier serta melanjutkan studi di luar negeri, ujar Sucipto.
Karier Interrnasional Alumni PBI
Career Talk Show: Ramadan di Luar Negeri bersama Alumni PBI UAD terdiri dari empat seri:
- Jatimoko Saputro (Alumni Angkatan 2011, Community Operation Specialist di TDCX Thailand Ltd.) – 5 Maret 2025
- M. Iqwan Sanjani (Alumni Angkatan 2012, Ph.D. Researcher dan Language Facilitator di UNSW, Australia) – 10 Maret 2025
- Nurul Hidayah (Alumni Angkatan 2014, Guru Bahasa Inggris Internasional di Songserm Sasana Vitaya School, Thailand) – 12 Maret 2025
- Andy Fitrianto (Alumni Angkatan 2007, Mahasiswa S2 di University of Bristol, United Kingdom) – 14 Maret 2025
Keempat narasumber berbagi cerita menarik tentang perjalanan karir dan studi mereka di luar negeri. Mereka tidak hanya menjelaskan langkah-langkah yang membawa mereka ke posisi saat ini, tetapi juga mengungkapkan momen-momen berkesan saat menjalani Ramadan di negara asing. Ada yang merasakan nuansa Ramadan yang penuh kemeriahan, dikelilingi oleh komunitas yang hangat, sementara yang lain menghadapi tantangan tersendiri. Pengalaman beragam ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana budaya dan tradisi tetap bisa hidup, meskipun jauh dari tanah air.
Diskusi ini semakin menarik ketika para alumni membagikan tips praktis untuk mahasiswa yang ingin mengikuti jejak mereka. Mereka menekankan pentingnya keterampilan komunikasi dan adaptasi dalam menghadapi lingkungan baru, serta bagaimana membangun jaringan dapat membuka berbagai peluang.
Para alumni juga membagikan pengalaman lucu dan tantangan selama berkarier di luar negeri. Mereka membuat sesi ini terasa informatif dan menghibur. Peserta mengikuti dengan antusias dan mengajukan banyak pertanyaan tentang peluang global.
Tantangan dan Peluang
Mereka juga membahas tantangan yang dihadapi saat berkarier di kancah internasional. Dari perbedaan budaya yang kadang mengejutkan hingga kesulitan beradaptasi dengan sistem kerja yang baru, setiap alumni memiliki kisah uniknya sendiri. Nurul, seorang guru Bahasa Inggris internasional di Thailand, menuturkan bahwa kemampuan beradaptasi sangat berguna ketika berkarir di luar negeri.
Tantangan awal yang saya rasakan adalah keterbatasan bahasa lokal di sini. Oleh karena itu, perlu sekali bisa berbahasa Inggris sebagai modal untuk bertahan di luar negeri, jelas Nurul.
Sementara Muhammad Iqwan berbagi pengalaman menghadapi perbedaan cara berpikir dan pendekatan dalam menyelesaikan masalah. Tantangan tersebut sering kali membuat mereka merasa tertekan. Namun, semua alumni sepakat bahwa pengalaman ini memperkaya perspektif dan keterampilan mereka, menjadikan mereka lebih tangguh dalam menghadapi dunia kerja yang kompetitif.
You have to finish what you started. Kalau yang saya alami itu lebih ke tantangan mental, tentang bagaimana mengelola perasaan, jelas Iqwan.
Jatimoko juga menegaskan bahwa peluang untuk berkarir di luar negeri sangat banyak dan bervariasi, terutama di era globalisasi saat ini. Dia menjelaskan bahwa banyak perusahaan multinasional yang mencari talenta dengan latar belakang yang beragam, memberikan kesempatan bagi individu untuk mengeksplorasi karir di berbagai bidang.
Jatimoko mendorong para mahasiswa untuk tidak ragu mengambil langkah pertama, karena dunia kerja di luar negeri menawarkan pengalaman yang tidak hanya memperkaya keterampilan, tetapi juga memperluas jaringan profesional yang dapat bermanfaat sepanjang karir mereka.
Peluang untuk berkarir di luar negeri itu besar, terutama bagi lulusan Bahasa Inggris. Namun, kembali kepada individu masing-masing, apakah bisa memanfaatkan kesempatan itu atau tidak, jelas Jatimoko.
Tips dan Strategi Berkarier di Internasional
Diskusi ini juga menyentuh tentang tips dan strategi untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi studi atau karier global, memberikan panduan praktis bagi mahasiswa yang ingin mengikuti jejak alumni.
Andy berbagi pengalamannya saat mendaftar beasiswa LPDP dan menekankan pentingnya mempersiapkan tes profisiensi bahasa Inggris, seperti IELTS atau TOEFL
Salah satu syarat untuk mengajukan beasiswa di LPDP adalah memiliki skor IELTS minimal 6, sehingga harus disiapkan dengan baik agar bisa mendapatkan skor tersebut, terutama karena biaya untuk mengikuti IELTS juga tidak kecil bagi sebagian besar orang, ujar Andy.
Nurul Hidayah juga menjelaskan bahwa salah satu tips untuk bertahan di luar negeri adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik. Ia menekankan pentingnya menguasai bahasa lokal dan bahasa internasional, karena hal ini akan memudahkan interaksi dengan orang-orang di sekitar dan membantu dalam menyesuaikan diri dengan budaya baru.
Kemampuan berkomunikasi yang baik tidak hanya membantu dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga membuka peluang untuk membangun jaringan yang lebih luas, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Dengan demikian, kita pun memiliki banyak teman di banyak negara, ungkap Nurul.
Dengan demikian, investasi waktu dan usaha untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sangat penting bagi siapa pun yang ingin sukses di lingkungan internasional. Acara ini menunjukkan komitmen PBI UAD dalam mendukung mahasiswa mengeksplorasi peluang di luar negeri. Hal ini membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan global di masa depan.
(irawan/ed: ink)