PG PAUD FKIP UAD dan UNIB : From Parents to Partners
Kamis, (16/06/2022) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini ( PG PAUD ) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP UAD menyelenggarakan kuliah umum yang mengusung tema “From Parents to Partners” bekerja sama dengan Universitas Bengkulu (UNIB). Kuliah umum ini dilaksanakan secara luring dan daring melalui Zoom Meeting dan melalui Youtube PG PAUD FKIP UAD.
Dwi Hastuti, M.Pd.I., selaku Sekertaris Program Studi PG PAUD memberikan sambutan, “PG PAUD UAD berdiri pada tahun 2011, lebih muda dari PG PAUD Universitas Bengkulu yang berdiri pada tahun 2007. Hal tersebut membuat kami sangat Bahagia karena InshaAllah akan mendapatkan banyak ilmu.” Ucapnya.
Dr. Didik Suryadi, MA., selaku Kepala Program Studi PG PAUD FKIP Universitas Bengkulu (UNIB) mengatakan, sengaja membawa banyak mahasiswa dari Program Studi PG PAUD UNIB yang di bawa dalam kegiatan ini dengan tujuan untuk melihat dunia luar dan mempererat tali silaturahmi.
“Yang pertama kami singgahi adalah Lampung untuk mengunjungi PG PAUD di Universitas Lampung. Tempat kedua di Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan yang terakhir Universitas Ahmad Dahlan.” jelasnya.
Materi Kuliah Umum PG PAUD FKIP UAD dan UNIB
Dr. Didik Suryadi, MA., selaku pemateri 1 yang mengusung tema “Peran Orang Tua untuk Mendukung Keberhasilan Pembelajaran dalam Kelas Inklusi” mengatakan, “Anak diletakkan sebagai Amanah yang diberikan oleh Allah SWT. agar anak-anak tersebut berkembang secara maksimal dan optimal sesuai kapasitas yang di titipkan Allah kepada kita maka harus dijaga, dirawat, dan diasuh dengan baik .” Ucapnnya.
Dr. Didik Suryadi, MA., menambahkan, anak yang memiliki kebutuhan khusus tidak bisa di sama ratakan. Selain itu, orang tua juga harus merekam dan mengumpulkan catatan-catatan keseharian agar guru di sekolah bisa memberikan layanan yang khusus.
Dra. Alif Muarifah, S.Psi., M.Si., Ph.D., selaku pemateri 2 yang mengusung tema ” Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini sebagai Guru Pendamping Khusus ” mengatakan, “Sebagai calon pendidik, kita harus bisa mengoptimalkan hal-hal yang ada pada anak berkebutuhan khusus tersebut bukan malah menekannya.” Jelasnya