FKIP UAD Hadiri Workshop SEAMOLEC di Bangkok, Thailand
Dr. Ani Susanti, M.Pd.BI., Wakil Dekan FKIP UAD, bersama dengan rombongan, hadiri Partners Meeting and Professional Development Design Workshop. Workshop yang SEAMOLEC selenggarakan pada tanggal 18-21 Juli 2023 ini berlangsung di Bangkok, Thailand. Pada workshop tersebut, mereka membahas projek yang bertajuk Strengthening Teacher Education Programme (STEP). Projek ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas program pengajaran Science, Technology, Engineering, and Math (STEM) di empat negara: Kamboja, Indonesia, Kazakhstan, dan Thailand. Melalui kerja sama dengan instansi pemerintah dan institut pengembangan guru, mereka akan merancang program pembangunan kapasitas dan menyampaikan kepada calon guru dan guru di empat negara tersebut. SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) sepenuhnya mendukung dan terlibat secara aktif dalam projek STEP ini.
“Dalam era yang didominasi oleh STEM, penting bagi guru dan calon guru untuk dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang ini. Dengan demikian, mereka dapat memainkan peran kunci dalam mempersiapkan generasi yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.” Ucap Direktur SEAMOLEC, Dr. Wahyudi.
Salah satu kontribusi SEAMOLEC adalah menggandeng mitra aktifnya yang terdiri dari 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dari 3 universitas di Indonesia. Mitra aktif SEAMOLEC antara lain: Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
“Untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan abad 21, peserta didik perlu pendekatan pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan berinovasi untuk memecahkan masalah, berpikir kritis, berkolaborasi, dan berkomunikasi. Dalam hal pembelajaran sains, STEM Learning menjadi pendekatan inovatif yang dapat mendorong peningkatan keterampilan-keterampilan tersebut. FKIP UAD meyakini bahwa melalui global partnership, STEM Learning di Indonesia dapat berkembang dengan lebih cepat. Kami merespon positif inisiatif SEAMEO STEM ED dan CHEVRON melibatkan SEAMOLEC dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, Thailand, Kazakhstan, dan Kamboja untuk peningkatan kapasitas LPTK dalam mendukung pembelajaran sains secara integratif melalui pendekatan STEM”. Ucap Dr. Ani.
Muhammad Sayuti, M.Ed., Ph.D., Dekan FKIP UAD, menambahkan opininya dalam diskusi blended secara terpisah.
“Mempertimbangkan bahwa masalah tidak bisa lagi dipahami dan diselesaikan dengan pendekatan sektoral atau fragmented maka saat ini dan ke depan anak didik harus dan wajib belajar dengan pendekatan STEM yang memandang science technology engineering and mathematics sebagai satu kesatuan.” Ujar Sayuti.
Irfan Yunianto, Ph.D., peserta workshop yang merupakan dosen Pendidikan Biologi FKIP UAD, menyampaikan bahwa pembelajaran STEM merupakan kunci pendidikan berkualitas. STEM melatih siswa untuk berpikir secara integratif dalam memandang suatu fenomena. Sehingga siswa akan memiliki sikap ilmiah dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi.
Projek Strengthening Teacher Education Programme (STEP)
Projek kerja sama ini akan berlangsung selama dua tahun. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara SEAMEO STEM-ED Thailand, SEAMOLEC Indonesia, dan Caravan of Knowledge Kazakhstan menjadi tanda berlangsungnya kerja sama ini.
Hadir beberapa ahli STEM ternama dari Amerika Serikat dan Jepang. Mereka terlibat untuk menginspirasi dan membagikan praktik tentang implementasi pendidikan STEM di negara mereka. Harapannya melalui workshop selama 4 hari ini dapat menghasilkan rencana aksi yang akan berkembang menjadi dukungan instruksional. Selain itu, dapat membawa perubahan pada metode pembelajaran, pelatihan pengajar, dan praktikum mahasiswa yang berfokus pada adopsi pembelajaran STEM yang efektif. Sehingga perubahan tersebut dapat terimplementasi di universitas-universitas yang telah terlibat.
Pembekalan pendidikan STEM juga mendukung upaya negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kemajuan dalam bidang teknologi telah mengubah lanskap pekerjaan di berbagai sektor. Sehingga calon guru dan guru yang menguasai STEM dapat membantu siswa memahami tren ini. Selanjutnya mereka dapat mempersiapkan siswa menghadapi untuk masa depan yang berubah dengan cepat.
(qs/ed:ql Humas FKIP UAD)