Syafaat
Cerpen oleh Atastyawan
Kencan Pertama
“Kau seorang mukmin, pantaskah berpakaian seperti itu.” Zaara menoleh cepat, mata mereka bertemu. Mata Zaara yang tajam bertanya, mata Elon yang mengkilat menantang. Pembicaraan seru berjalan bisu, dengan bahasa mata, bahasa muda-mudi. Seorang pelayan yang minta permisi sambil mengangkat dua piring kosong di meja bundar kafe menginterupsi perdebatan sepi itu.
“Bagaimana kau tahu aku seorang mukmin?” Dengan nada tanya yang penuh kebencian Zaara menangkis serangan Elon. “
Karena aku seorang mukmin”, jawaban datar tanpa ekspresi seperti jawaban seorang profesor astronomi atas pertanyaan anak SD: “Pak, apa bentuk bumi?”
Zaara tersenyum sinis. Merasa sedikit menang dia segera balik menyerang. Read more