PMat Go to School: Kupas Tuntas Deep Learning
Prodi Pendidikan Matematika (PMat) dan Magister Pendidikan Matematika (MPMat) FKIP UAD kembali menyelenggarakan PMat Go to School. Pada kesempatan ini, PMat mengunjungi SMA Negeri 1 Wonosari untuk berbagi wawasan mengenai Deep Learning pada Rabu (11/06).
Kunjungan ini menghadirkan Dosen MPMat sebagai narasumber, Dr. Andriyani, M.Si., serta dosen PMat Drs. Uus Kusdinar, M.Pd., dan Rima Aksen Cahdriyana, M.Pd. Mereka menyampaikan materi yang memperkaya pemahaman guru tentang pembelajaran mendalam.
Tumisih, S.Pd., M.Pd. selaku kepala sekolah menyambut kunjungan ini dengan hangat. Tumisih berharap agar bisa lebih banyak melakukan sinergi dengan perguruan tinggi khususnya UAD dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.
Mengupas Deep Learning
Andriyani sebagai narasumber pertama menyampaikan materi terkait manajemen kelas dalam frame work pembelajaran mendalam. Pada dasarnya, pembelajaran mendalam menekankan pada pemahaman berpikir peserta didik. Sehingga kita bisa menggunakan taksonomi SOLO (Structure of observed learning outcome) sebagai parameter.
Taksonomi SOLO membantu guru dan peserta didik untuk memahami bagaimana pemikiran berkembang dari yang sederhana ke yang kompleks, serta untuk mendorong bagaimana cara untuk berpikir kritis. Selain itu, banyak yang belum memahami sepenuhnya terkait pembelajaran mendalam ini. Apakah merupakan model pembelajaran atau bahkan kurikulum baru?
Deep learning merupakan pendekatan pembelajaran.
-ungkap Andriyani

Dr. Andriyani, M.Si. menyampaikan materi
Andriyani juga menambahkan bahwa tiga pilar utama pada pembelajaran mendalam adalah pembelajaran berkesadaran (mindful learning), pembelajaran bermakna (meaningful learning), dan pembelajaran menyenangkan (joyful learning).
Selanjutnya Uus menyampaikan materi terkait perencanaan pada pembelajaran mendalam. Perencanaan ini terdiri atas identifikasi, desain pembelajaran, pengalaman belajar, dan asesmen. Drs. Uus menggarisbawahi pada proses evaluasi/asesmen yang terdiri dari asesmen diagnostik, asesmen formtif, dan asesmen sumatif. Proses ini mampu untuk membangun kesadaran peserta didik selama proses pembelajaran.
Baca Juga: Mengapa Deep Learning Penting dalam Pembelajaran?
Materi terakhir terkait implementasi pembelajaran mendalam disampaikan oleh Rima. Rima menjelaskan bahwa kerangka pembelajaran mendalam pada dasarnya terdiri atas praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran, mitra pembelajaran (opsional), dan pemanfaatan digital (opsional). Mengaitkan materi yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, mampu membuat mereka merasa tertantang untuk memahami pembelajaran.
Saat sesi diskusi dan tanya jawab, salah satu guru matematika SMA Negeri 1 Wonosari bertanya terkait bagaimana cara menjelaskan materi integral tak tentu yang dikaitkan dengan konteks dunia nyata. Kemudian Uus menjawab dengan menghitung volume langit, dalam hal ini kita meyakini bisa menghitung volume namun tetap tidak relevan karena sampai detik ini langit terus meluas dan mengembang, itu merujuk pada konstanta integrasi pada integral tak tentu.
(Hbw/ed: krln)