Refleksi Ramadhan dalam Menjawab Krisis Global
HMPS Pendidikan Fisika bersama PVTO menggandeng BEM FKIP UAD menyelenggarakan kajian Ramadhan bertajuk “Islam dan Kelestarian Lingkungan: Refleksi Ramadhan dalam Menjawab Krisis Global”. Acara berlangsung secara daring melalui Google Meet. Peserta kajian adalah mahasiswa PFis, PVTO dan beberapa mahasiswa dari prodi-prodi FKIP.
Artiati Dina Puspitasari, S.Si, M.Pd, dosen PFis UAD berkesempatan menjadi narasumber pada kajian ini. Ia menyoroti pentingnya peran seluruh elemen masyarakat tak terkecuali agama dalam menjaga lingkungan. Ariati mengutip QS. Al-Anbiya: 107 yang menyatakan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Selain itu, Muqosidussyariah (tujuan syariat Islam) menekankan lima pokok utama termasuk memelihara jiwa manusia dan harta, yang semuanya diharapkan relevan dengan upaya pelestarian lingkungan.

QS. Al-Anbiya: 107
Diskusi ini mengangkat fakta mengejutkan dari PBB tahun 2019 yang memprediksi manusia hanya memiliki waktu 11 tahun untuk mencegah kerusakan bumi akibat perubahan iklim. Artiati menegaskan bahwa merusak lingkungan berarti melanggar perintah agama. Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah juga menekankan hal yang sama.
Sebagai solusi, kita bisa menggunakan Model Al-Joyyousi melalui JIZ, yang mencakup Jihad (Green Activism), Ijtihad (Green Innovation), dan Zuhud (Green Lifestyle). Pada momen ramadhan ini, harapannya menjadi momentum untuk refleksi dan mengubah gaya hidup agar lebih ramah lingkungan. Krisis global bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau individu tertentu, tetapi tanggung jawab bersama. Dalam Islam, menjaga bumi adalah bagian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk turut serta dalam aksi nyata untuk menyelamatkan bumi. Gaya hidup ramah lingkungan yang berkelanjutan seharusnya bukan hanya tren. Gaya hidup ini harus menjadi bagian dari kesadaran kolektif yang dibangun, terutama pada bulan suci Ramadhan yang penuh berkah.
(maulita:ed/ ink)