SBI Menghamburkan Uang Negara
Sekolah-sekolah pemerintah yang berlabel SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) dianggap telah menghamburkan uang negara. Biaya APBN bagi SBI jauh di atas sekolah berstandar nasional.
Laman berita DetikNews (27/10/2011) mengutip pernyataan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA). Dikatakan bahwa alokasi anggaran tahun 2012 bagi sekolah berstandar internasional sebesar 242 miliar rupiah dan sekolah berstandar nasional sebesar 108 miliar rupiah.
Menurut Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, “Pemerintah SBY memang tidak adil, dan sangat diskirminasi dalam menerapkan kebijakan anggaran pendidikan untuk masyarakat. Untuk sekolah ‘orang-orang kaya’” yang bernama sekolah dasar bertaraf internasional, pemerintah SBY menyediakan alokasi anggaran untuk satu SD sebesar Rp 306 juta untuk satu sekolah. Sedangkan, pendidikan untuk sekolah ‘orang-orang miskin’, yang bernama sekolah dasar bertaraf nasional, pemerintah SBY hanya menyediakan alokasi anggaran sebesar Rp 216 juta untuk SD”.
Kebijakan ini mengakibatkan banyak sekolah-sekolah yang berstandar nasional berlomba-lomba untuk menaikkan standarnya. Sayangnya, kenaikan standar itu bukan untuk mengejar mutu melainkan untuk mendapat limpahan anggaran.
“Akibatnya Pemda berlomba-lomba membuat sekolah yang bertaraf internasional (SBI/RSBI) agar mendapat alokasi anggaran berbentuk ‘block grant’ dari pemerintah pusat. Dan, hal ini akan mengakibatkan pemda lebih mengutamakan memberikan alokasi anggaran (APBD) untuk sekolah bertaraf internasional dan mengabaikan sekolah-sekolah yang sangat terpencil yang sebetulnya sangat membutuhkan,” tukas Uchok seperti dikutip DetikNews.
Karenanya, FITRA meminta DPR agar merevisi komposisi anggaran tersebut selagi masih ada waktu pembahasan RAPBN tahun 2012. (*)
bubarkan saja sekolah SBI, bila tak ada kwalitasnya..
Apalagi hal trsebut sudah pd standr universitas.
sebaiknya hanya universitas2 yg sudah mantap dan benar-benar siap saja yg patut mnyelenggarakan program bertaraf internasional,
krena jika masih dipaksakan, sperti pembohongan kpda mahasiswanya,,
janji2 dgn brbagai program. nmun pelaksanaannya O besar.
jika yg di unggulkan hnya bhs inggris dan ruangan berAC saja… !!
malang lah mahasswa yg masuk progrm ini, tnpa perpikir pnjang..