Ahad, 4 September 2016 ini, 38 mahasiswa dari jurusan pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam (JPMIPA) FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta kembali dari kegiatan KKN ke luar negeri atau yang sering disebut dengan KKN Internasional. Ke 38 mahasiswa ini disebarkan di berbagai sekolah di Thailand selatan yang menjadi pusat tempat pelaksanaan KKN Internasional tahun di daerah songkhla. Daerah ini dipilih karena masyarakatnya yang mayoritas adalah beragama Islam sehingga mahasiswa UAD dalam KKNnya tidak hanya mempraktikan pengetahuan sesuai bidang ilmunya masing-masing namun juga menanamkan nilai keislaman yang diperoleh selama di bangku kuliah kepada masyarakat di daerah tempat melakukan KKN, demi mewujudkan cita cita UAD yang mulia yaitu” Moral, Intelectual and integrity”.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian pembelajaran yang diadakan oleh pihak perguruan tinggi untuk melatih mahasiswa bersosialisasi dengan masyarakat dan menerapkan apa yang mereka peroleh di perguruan tinggi. KKN merupakan saat bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuannya untuk memecahkan masalah secara kelompok. Perguruan tinggi biasanya menerjunkan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata di beberapa wilayah terpencil atau belum berkembang, rumah sakit, maupun instansi sekolah. Para mahasiswa dituntut untuk mengembangkan tempatnya KKN selama program berlangsung. Mereka harus menyediakan program-program yang inovatif untuk menggali potensi suatu daerah maupun sekolah. Namun, akhir-akhir ini, perguruan tinggi semakin melebarkan sayap dengan menawarkan KKN di luar negeri bagi para mahasiswa yang berminat. Tentu saja mahasiswa harus mengikuti seleksi dan berani membayar lebih mahal untuk pengalaman kuliah di luar negeri tersebut. Namun, mahasiswa yang melakukan KKN di luar negeri akan mendapatkan beberapa keuantungan, antara lain memperoleh pengalaman mengunjungi negara lain, dapat mempelajari budaya dan kebiasaan negara tempat KKN, dapat mengimitasi beberapa kegiatan yang berbeda yang dilakukan oleh warga negara tersebut, dapat mengetahui perbedaan cara hidup orang Indonesia dan negara tersebut.
Salah satu sekolah yang menjadi tempat KKN yaitu Wittayasansuksa School yang terletak di distrik Kampengpetch, Rattaphum Provinsi Songkhla. Sekolah ini berupa boarding School dengan jumlah tenaga pengajar 20 orang dan siswa hampir 400 yang berasal dari daerah sekitar sekolah dan propinsi tetangga. Selama kurang lebih satu bulan beberapa mahasiswa akan menjalankan beberapa program kerja yang sudah dibuat. Secara umum ada 4 jenis kegiatan yaitu keilmuan, seni dan olahraga, keagamaan dan juga tematik.
Program utama pengabdian mahasiswa yaitu kampoeng Indonesia. Kampung Indonesia ini merupakan program dimana para mahasiswa mengenalkan berbagai kultur yang ada di Indonesia mulai dari bahasa Indonesia, permainan tradisional contohnya gerobak sodor, dakon dan juga gasing, selain itu juga mengenalkan wayang kulit, batik nusantara, kain jarik serta menegenalkan beberapa makanan khas Indonesia yaitu tempe, soto dan juga tumpeng. Sasaran dari kegiatan kampong Indonesia ini adalah siswa guru dan masyarakat sekitar. Mereka begitu antusias mengikuti kegiatan kampoeng Indonesia yang dilaksanakan. Beberapa dari siswa sampai ada yang ingin belajar ke Indonesia. Selain kampoeng Indonesia kegiatan yang hampir rutin dilaksanakan adalah mengajarkan al-Qur’an kepada siswa kelas VII setiap selesai sholat magrib di saat mengajarkan al-Quran ini begitu berasa kehangatan dan kerahaman masyarakat Thailand. Sampai pada saat malam ke 20 setelah mengajarkan al-Quran salah satu siswa bertanya “ masih berapa lama kakak – kakak disini”. Kemungkinan 8 hari siswa tersebut langsung dengan nada lesu dan suara lirih menagatakan” please kak dont come back to Indonesia , please stay in Thailand because we Love you” . Sambil memeluk salah satu dari mahasiswa KKN dan beberapa teman siswa tersebut juga ikut memeluknya. Suasana haru sudah tak bisa dibendung terasa sekali rasa kekeluargaannya. Seperti yang disampaikan oleh direktur pertama kali saat opening ceremony yaitu selamat datang di wittayasansuksa School selamat datang mahasiswa Indonesia di tempat yang hangat dan di tempat yang penuh keramahan dan kepedulian because we are Family.
“Disini kami benar-benar dihargai dan begitu dihormati oleh setiap warga sekolah,” demikian tutur Elna Rahmah salah satu mahasiswa PBio yang kembali dari Thailand. Mahasiswa belajar bagaimana cara memuliakan seorang tamu. “Kami belajar dari sini tentang ketulusan dan keihkhlasan.” Terima kasih wittayasansuksa School untuk 28 harinya dengan setiap cerita yang tak dapat tertuang satu persatu sungguh pengalamannya jauh lebih mahal dari apapun.