Educator Forum #9: Instruction to STEM Education for University Lecturer
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan acara Educator Forum. Forum tersebut sebagai agenda rutin yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membangun sinergi di kalangan pendidik. Pada Selasa(20/8), Educator Forum #9 ini sukses terlaksana di Ruang Kaca Barat Lt. 10 Kampus 4 UAD. Dengan kolaborasi antara 3 tim kerja FKIP UAD, yaitu (1). Curriculum and Instruction Squad, (2). Sains Technology Engineering and Mathematics (STEM) Team, dan (3). Public Relations and Promotion Team.
Pada kesempatan kali ini, FKIP UAD mengusung tema “Instruction to STEM Education for University Lecturer” dan mengundang dua narasumber dari SEAMEO SEAMOLEC, Kessara Amornvuthivorn, Ph.D. (Programme Director SEAMEO STEM-ED) dan Dr. Wahyudi (Director of SEAMEO SEAMOLEC).
Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, Ph.D., memberikan sambutannya melalui video dari Manila, menekankan pentingnya forum ini dalam meningkatkan pemahaman tentang pengajaran STEM di tingkat universitas. Dalam sambutannya, beliau juga menyatakan bahwa diskusi ini akan memberikan wawasan yang mendalam untuk mengintegrasikan pendidikan STEM ke dalam kurikulum perguruan tinggi.
“The discussion will improve our understanding of how to teach STEM in the university or related level,” ungkap Sayuti dalam sambutannya.
Instruction to STEM Education for University Lecturer
Dalam sesi materinya, Kessara membahas bagaimana sains dapat memberdayakan generasi muda untuk memahami fenomena alam. Ia menekankan pentingnya pendidikan sains dalam kehidupan siswa, terutama dalam membantu mereka mengembangkan kemampuan analisis dan pemecahan masalah. Kessara juga memaparkan konsep Three-Dimensional Learning, yang terdiri dari Disciplinary Core Ideas, Crosscutting Concepts, dan Scientific and Engineering Practices, sebagai pendekatan holistik dalam pengajaran STEM.
Kessara juga menyampaikan prinsip penting dalam pendidikan guru, bahwa pengajaran adalah profesi yang dapat dipelajari dan berbasis praktik. Ia menekankan pentingnya membentuk budaya sains di dalam kelas melalui diskusi produktif tentang sains. Menurutnya, setiap anak, tanpa memandang latar belakang, memiliki potensi untuk belajar dan unggul. Ia juga menekankan bahwa bimbingan atau coaching menjadi kunci bagi guru pemula untuk memperbaiki praktik mengajar mereka.
“Everyone has potential to learn“, tegas Kessara dalam materinya.
Kemudian, Wahyudi pada kesempatan tersebut, menjelaskan tentang elemen penting untuk menjadi inspiring teacher, yaitu Sabar dan Ikhlas. Wahyudi juga menerangkan tentang program-program yang SEAMEO SEAMOLEC lakukan, terutama pada fokus STEM.
“STEM adalah bagaimana to engage student untuk menjadi pembelajar yang berpikir”, jelas Wahyudi.
Melalui kolaborasi tim dan partisipasi dari para ahli, forum ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang pendidikan STEM. Tetapi juga menegaskan komitmen FKIP UAD dalam mencetak generasi pendidik yang siap menghadapi tantangan global. Harapannya acara ini dapat terus mendorong inovasi dalam pengajaran dan mendukung para pendidik untuk menjadi agen perubahan di bidang pendidikan.
(ql Humas FKIP UAD)