Gerakan Sadosabu: Langkah Baru Dosen FKIP UAD dalam Literasi
Dalam rangka hari buku nasional, Hendro Kusumo Eko Prasetyo Moro S.Si., M.Sc., dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), bersama Sudaryanto, M.Pd., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD , menginisiasi gerakan menulis buku. Gerakan yang bernama “Satu Dosen Satu Buku” (Sadosabu) ini bertujuan untuk mendorong setiap dosen menghasilkan satu buku setiap tahun.
Moro menyatakan, gerakan Sadosabu relatif mudah terlaksana setiap tahun. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pelaksanaan gerakan ini. Pertama, dosen memiliki kewajiban tridarma perguruan tinggi (PT). Moro mengungkapkan bahwa kewajiban ini mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kedua, dosen memiliki kesempatan berseminar baik di dalam maupun luar negeri. Menurut Moro, seminar dapat memberikan wawasan dan bahan untuk menulis buku. Sedangkan ketiga, dosen berkesempatan menulis artikel di media massa. Artikel-artikel ini dapat menjadi cikal bakal sebuah buku. Gerakan Sadosabu harapannya dapat meningkatkan produktivitas akademik dosen UAD.
“Terkait gerakan Sadosabu yang kita rintis, kelak kita pinjam kata-kata Yousafzai. Satu buku, satu dosen, dan satu tahun dapat mengubah dunia.” Ujar Moro mengutip Malala Yousafzai.
Sudaryanto menekankan pentingnya memulai gerakan ini sekarang. Ia mengajak semua dosen untuk segera mengangkat pena dan rajin berkarya. Baginya, inisiatif ini harus mulai tanpa menunda-nunda lagi demi kemajuan bersama.
Gerakan Sadosabu harapannya menghasilkan banyak buku berkualitas dari dosen UAD. Buku-buku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kami berharap buku-buku ini bisa dibaca oleh banyak orang,” kata Moro.
Gerakan ini juga bertujuan meningkatkan reputasi akademik UAD. Dengan banyaknya buku yang terbit, harapannya UAD menjadi pusat literasi terkemuka.
“Kami ingin UAD dikenal aktif dalam literasi dan penulisan buku,” tambah Moro.
(rh/ed: ql humas FKIP UAD)