• INFO UAD
  • PMB UAD
  • ar
  • en
  • id
FKIP UAD
  • Home
  • Profil
    • Visi, Misi, dan Tujuan
    • Pimpinan Fakultas
    • Program Studi
    • Tenaga Pengajar
  • 3P
    • Publikasi
      • Jurnal
    • Prosiding
    • Rilis Buku
    • Penelitian & Pengabdian
  • Akademik
    • Administrasi Evaluasi OBE
      • Sarjana
        • S-1 PBI
        • S-1 PBSI
        • S-1 BK
        • S-1 PPKN
        • S-1 PMAT
        • S-1 PFIS
        • S-1 PBIO
        • S-1 PGSD
        • S-1 PGPAUD
        • S-1 PVTO
        • S-1 PVTE
      • Magister
        • S-2 PFIS
        • S-2 PGV
        • S-2 PBI
        • S-2 MP
        • S-2 BK
        • S-2 PMAT
      • Doktoral
    • Kalender Mutu FKIP
    • Kalender Akademik
    • Pedoman Akademik
    • Jadwal Kuliah
    • E-Learning
    • Kurikulum
    • Laboratorium FKIP UAD
    • Road Map FKIP
  • Kerjasama
  • Kemahasiswaan
    • Organisasi Mahasiswa
  • Alumni
    • Tracer Alumni
    • Insiprasi Alumni
  • Informasi
    • e-Counseling
    • Pelayanan
      • Peminjaman Ruang
      • Surat Menyurat Online
      • Surat Tugas Dosen
      • Legalisir Online
    • Kirim Berita
    • Pengumuman
    • Unduh
      • Form
      • Surat Keputusan Akademik
  • Admisi & PMB
    • Pendaftaran Mahasiswa Baru
    • Program FastTrack
  • Search
  • Menu Menu

Perkuat Fiqih Ibadah di Penghujung Ramadan

22/03/2025/by HUMAS

Perkuat Fiqih Ibadah di Penghujung Ramadan

Fiqih ibadah adalah ilmu yang membahas hukum-hukum syar’i terkait ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Kajian Bulanan untuk Periode Maret 2025 pada Sabtu (22/3). Bertempat di Educators Hall Lantai 7 Kampus 4 UAD. Seluruh civitas Academica menghadiri kegiatan tersebut. Pada periode ini, Program Studi Pendidikan Profesi Guru dan Program Doktor mendapat kesempatan menjadi tuan rumah. Kajian kali ini terasa lebih istimewa karena dilaksanakan di bulan Ramadan, menjadi momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat kebersamaan dalam ibadah serta ilmu

Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas komitmen seluruh civitas academica FKIP UAD dalam menjaga keberlanjutan pengajian yang kini telah mencapai pertemuan ke-23. Ia mengajak para hadirin untuk terus merawat dan membangun tradisi ini, mengibaratkannya sebagai sebuah perjalanan yang masih dalam fase awal dan membutuhkan perhatian bersama.

“Pengajian kita ini baru berusia dua tahun, masih seperti bayi. Kata masih harus merawat, menyuapi, dan memandikannya. Namun, jika kita terus menjaganya, insyaallah suatu saat ia akan tumbuh besar dan kuat,” ujar Sayuti.

Pentingnya Memperkuat Fiqih Ibadah

Perkuat Fiqih Ibadah di Penghujung Ramadan

Pada periode ini, FKIP UAD mengangkat tema Fiqih Ibadah dengan pembicara Dr. Syakir Jamaluddin, Dekan Fakultas Agama Islam UMY. Dalam materinya, ia menekankan pentingnya meningkatkan ibadah, terutama di sepuluh hari terakhir Ramadan, sebagaimana yang Rasulullah SAW contohkan. Nabi Muhammad SAW bersama istri dan para sahabatnya memperbanyak ibadah di penghujung Ramadan, mengencangkan ikat pinggang sebagai tanda kesungguhan, serta mengoptimalkan waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Syakir Jamaluddin juga mengajak seluruh peserta untuk meneladani semangat Rasulullah SAW dalam memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan. Ia menekankan bahwa momentum ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, memperbanyak doa, serta memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama.

Kemudian, Syakir Jamaluddin menegaskan bahwa shalat adalah tiang agama, dan meninggalkannya berarti mengingkari kewajiban utama dalam Islam. Allah SWT melarang menshalatkan jenazah orang yang tidak pernah shalat, karena hal itu bertentangan dengan amar ma’ruf nahi munkar. Muhammadiyah juga memiliki pandangan serupa, menolak menshalatkan jenazah yang semasa hidupnya meninggalkan shalat.
Ia juga menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada keburukan dan menghalangi kebaikan memiliki sifat orang munafik, sebagaimana dalam Surat At-Taubah ayat 64-65. Menjaga shalat bukan hanya bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga bukti kesungguhan dalam menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

“Jika ada tetangga, saudara, atau keluarga kita yang tidak pernah shalat, apakah perlu dishalatkan? Allah SWT dengan tegas melarang menshalatkan orang yang semasa hidupnya meninggalkan shalat, karena mereka menentang misi amar ma’ruf nahi munkar. Sementara itu, mereka yang justru ber amar munkar nahi ma’ruf mengajak kepada keburukan dan menghalangi kebaikan memiliki sifat orang munafik, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat At-Taubah ayat 64-65,” ujar Syakir Jamaluddin dalam ceramahnya.

Baca selengkapnya: Pendidikan yang Menggembirakan (Memahami Karakter Mahasiswa)

Selain membahas shalat, Syakir Jamaluddin juga menjelaskan tentang kewajiban zakat yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu. Ia menegaskan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk kepedulian sosial yang dapat membantu sesama. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim tidak hanya membersihkan hartanya, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.

(el/ed: jap)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Perkuat-Fiqih-Ibadah-di-Penghujung-Ramadan.png 540 960 HUMAS https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png HUMAS2025-03-22 07:20:352025-04-09 07:32:56Perkuat Fiqih Ibadah di Penghujung Ramadan

Kajian Bulanan: Pendidikan yang Menggembirakan (Memahami Karakter Mahasiswa)

24/02/2025/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Bulanan sebagai agenda rutin fakultas. Acara yang membahas tentang Pendidikan yang Menggembirakan (Memahami Karakter Mahasiswa) ini berlangsung pada Sabtu (22/2) di Educators Hall FKIP Kampus Utama UAD. Pada kesempatan ini, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP UAD bertindak sebagai tuan rumah.

Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., dalam sambutannya menegaskan bahwa kajian bulanan ini telah memasuki periode yang ke-22. Ia mengapresiasi konsistensi FKIP UAD dalam mengadakan kajian yang aktif setiap Sabtu di akhir bulan sebagai wadah pembelajaran bagi para pendidik.

“Alhamdulillah, kajian ini dapat kita laksanakan secara rutin setiap bulan, karena menjadi salah satu tempat belajar bagi kita. Sebab, hanya guru yang terus belajar yang boleh terus mengajar. Kajian ini juga merupakan salah satu pewaris tunggal IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan),” ungkap Sayuti.

Pendidikan yang Menggembirakan (Memahami Karakter Mahasiswa)

Pada kajian kali ini, FKIP UAD menghadirkan Ustadz H. Saijan, S.Ag., M.S.I., Kepala SD Muhammadiyah Nitikan, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Ustadz Saijan menyampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat merupakan salah satu investasi terbesar dalam kehidupan. Sebagai pendidik, seseorang harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan peserta didik. Ia mengibaratkan pendidik seperti seorang koki yang terampil dapat mengolah bahan atau sajian menjadi hidangan yang berkualitas. Begitu pula dengan mahasiswa, peran dan bimbingan dosen sangat menentukan kualitas mereka.

Ustadz Saijan juga membahas tentang QS. Maryam, yang menyebutkan bahwa akan datang generasi di mana sebagian meremehkan kewajiban utama mereka. Menurutnya, pendidik harus membentuk mahasiswa agar menjadi pribadi yang sholeh, rajin ibadah, serta memiliki adab dan tata krama yang baik. Dengan demikian, hal tersebut dapat menjadi nilai lebih sekaligus menjadi branding tersendiri.

Ustadz H. Saijan, S.Ag., M.S.I.

“Seorang guru ibarat seorang koki atau tukang masak, apapun bahan yang tersedia, hasil akhirnya bergantung pada keahlian kokinya. Begitu pula dengan dosen, jika seorang dosen luar biasa, maka mahasiswa yang awalnya biasa-biasa saja pun bisa berkembang menjadi luar biasa,” ujar Saijan.

Selain itu, Pak saijan memberikan 9 resep dalam mendidik agar lebih menarik, di antaranya :

  1. Appersepsi
  2. Minat Perhatian
  3. Peragaan
  4. Motivasi
  5. Bekerja Sendiri
  6. Kooperasi
  7. Penyesuaian Karakter Anak
  8. Korelasi
  9. Pengulangan teratur

Baca juga : Kajian Bulanan: Tantangan dan Arah Pendidikan: Apa Kontribusi LPTK?

Melalui kajian ini, FKIP UAD berharap dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama dalam memahami dan membimbing mahasiswa dengan lebih baik. Selain itu, kajian ini juga menjadi wadah diskusi bagi para pendidik dalam menghadapi berbagai tantangan serta merumuskan arah kebijakan pendidikan di masa depan.

(EL/ed:QL)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Thumbnile-Pengajian-Februari-2025.jpeg 432 768 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2025-02-24 16:57:312025-02-24 16:57:31Kajian Bulanan: Pendidikan yang Menggembirakan (Memahami Karakter Mahasiswa)

Kajian Bulanan: Tantangan dan Arah Pendidikan: Apa Kontribusi LPTK?

05/02/2025/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Bulanan sebagai agenda rutin dalam mengawali tahun 2025. Acara yang bertajuk Tantangan dan Arah Pendidikan: Apa Kontribusi LPTK? ini berlangsung pada Sabtu (25/1) di Educators Hall FKIP Kampus Utama UAD. Pada kesempatan ini, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP UAD bertindak sebagai tuan rumah.

Wakil Dekan Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., dalam sambutannya menegaskan bahwa kajian bulanan ini merupakan periode ke-21. Ia mengapresiasi konsistensi FKIP UAD dalam mengadakan kajian yang berlangsung setiap Sabtu di akhir bulan.

“Alhamdulillah, istiqomah. Setiap Sabtu akhir bulan, mulai dari jam 7 sampai 7.30, kita semua sudah berkomitmen untuk guyub, rukun,” ungkap Suyatno.

Tantangan dan Arah Pendidikan

Pada kajian kali ini, FKIP UAD menghadirkan Arif Jamali Muis, M.Pd., Staf Khusus Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia Bidang Pembelajaran & Sekolah Unggul, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Arif menyoroti visi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di bawah kepemimpinan Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed. yang bertujuan mencerdaskan dan memajukan bangsa. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UUD 1945.

Ia menekankan bahwa seluruh kebijakan pendidikan harus bermuara pada Pendidikan Bermutu untuk Semua. Hal ini mencakup akses yang merata bagi setiap anak, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, tenaga pendidik yang kompeten dan sejahtera, serta pembelajaran yang adaptif dan bermakna.

kajian fkip uad

Arif Jamali Muis, M.Pd., Staf Khusus Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia (Foto: Humas FKIP UAD)

“Semua program itu harus berujung pada pendidikan bermutu untuk semua. Tidak boleh satupun anak yang tidak mempunyai akses pendidikan dan pendidikan bermutu itu harus dimiliki dan melayani semua”, ujar Arif.

Lebih lanjut, Arif juga memaparkan delapan kajian kebijakan Kemendikdasmen pada periode ini, yang meliputi:

  1. Ujian Nasional dan Asesmen Nasional
  2. Kurikulum
  3. Guru Penggerak
  4. Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
  5. Coding dan Kecerdasan Buatan (AI)
  6. Redistribusi Guru ASN PPPK
  7. SMK Masa Depan
  8. Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Dengan adanya kajian ini, FKIP UAD berharap dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Terutama dengan peran sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Kajian ini juga menjadi wadah diskusi dalam menghadapi tantangan dan arah kebijakan pendidikan ke depan.

Baca juga: Kajian Bulanan: Membangun Fondasi Peradaban dari Pendidikan Keluarga

(qila)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Thumbnile-Pengajian-Januari-2025.jpg 432 768 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2025-02-05 12:31:112025-02-05 13:48:09Kajian Bulanan: Tantangan dan Arah Pendidikan: Apa Kontribusi LPTK?

Kajian Bulanan: Membangun Fondasi Peradaban dari Pendidikan Keluarga

28/12/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar kajian rutin pada Sabtu(28/12). Bertempat di Educators Hall FKIP UAD, hadir seluruh civitas academica FKIP UAD. Host pada periode ini adalah Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UAD.

Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D. menyampaikan bahwa periode ini adalah kajian ke-20. Pada kesempatan ini, Sayuti juga mengungkapkan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan pada Tim Kerja FKIP UAD untuk periode 2025. Harapannya perubahan tersebut dapat memperkuat peran fakultas dalam dunia pendidikan.

Pada Periode Desember 2024 ini, FKIP menghadirkan Drs. H. Saebani, MA., M.Pd. sebagai narasumber. Ia merupakan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul. Melalui materinya yang bertema “Membangun Fondasi Peradaban dari Pendidikan Keluarga”, Saebani menyampaikan empat catur pusat pendidikan di Indonesia. Empat catur pusat tersebut yaitu keluarga (informal), sekolah (formal), masyarakat (non formal), dan pendidikan di tempat ibadah.

Saebani juga menguraikan empat siklus usia kehidupan manusia. Siklus tersebut mencakup usia sholeh/sholihah (0-20 tahun), mawadah (20-40 tahun), warohman (40-60 tahun), dan usia husnul khotimah (61-80 tahun). Ia menekankan pentingnya pendidikan berbasis keluarga dengan metode Islam. Metode tersebut berlandaskan ajaran tauhid, akhlak mulia, dan komunikasi yang baik. Penting juga Ia sampaikan untuk mengajarkan ibadah dan budi pekerti kepada anak sejak dini. Sehingga, akan muncul secara kesadaran untuk beribadah dan berbudi pekerti baik ketika anak sudah beranjak dewasa.

Kajian fkip

Drs. H. Saebani, MA., M.Pd. di Kajian Bulanan FKIP UAD Periode Desember 2024 (Foto: Humas FKIP UAD)

“Dasarnya adalah aqidah. Apapun jabatannya di manapun tempat tinggalnya berapapun jumlah kekayaannya kalau pegang iman dan islam akan selamat dunia dan akhirat”, ungkap Saebani.

Mengutip pada QS. Luqman (13-19), Saebani mengungkapkan Metode Pendidikan Islam yaitu:

  1. Menekankan ajaran tauhid kepada anak.
  2. Menanam sikap berbakti kepada orang tua.
  3. Berkomunikasi secara baik.
  4. Mengajarkan ibadah sholat sejak masa kecil.
  5. Mengajarkan akhlak dalam bermuamalah.
  6. Mengajarkan budi pekerti sesuai tingkat usia.

Baca juga : Kajian Bulanan: Sinergi Pendidikan dan Dakwah untuk Kemakmuran Umat

(ql Humas FKIP UAD)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Desember-2024.jpeg 432 768 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-12-28 11:23:462024-12-28 11:23:46Kajian Bulanan: Membangun Fondasi Peradaban dari Pendidikan Keluarga

Kajian Bulanan: Sinergi Pendidikan dan Dakwah untuk Kemakmuran Umat

30/11/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Kajian Bulanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode November 2024 berlangsung pada Sabtu(30/11). Bertempat di Educators Hall FKIP Kampus 4 UAD, hadir seluruh civitas academica FKIP UAD.

Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., mengungkapkan bahwa pengajian ini merupakan periode ke-19. Sayuti mengingatkan kepada seluruh civitas academica FKIP untuk mempertahankan komitmen silaturahmi tersebut.

Dekan fkip uad

Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D. pada Kajian Bulanan FKIP Periode November 2024 (Foto: Humas FKIP UAD)

”Kita pertahankan, kita jaga bersama silaturahmi dan pengajian ini. Semoga silaturahmi kita tetap berkah,” ujar Sayuti dalam sambutannya.

Tema kajian periode ini adalah “Sinergi Pendidikan dan Dakwah untuk Kemakmuran Umat”. FKIP menghadirkan H. Muhammad Jamaludin Ahmad, S.Psi., Psikolog. sebagai narasumber periode ini. Ia merupakan Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Sinergi Pendidikan dan Dakwah untuk Kemakmuran Umat

Pada kesempatan ini, Jamaludin menegaskan bahwa dakwah adalah sebuah kewajiban bersama. Baginya, seorang muslim harus menyampaikan pesan dakwah yang ia ketahui, meski hanya satu ayat. Salah satu keberhasilan dalam dakwah, di materinya, adalah berubahnya sikap seseorang menjadi lebih baik.

Ia mengutip dari Nelson Mandela, bahwa pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia. Tujuan umum pendidikan, Jamaludin sampaikan, untuk membentuk manusia yang cakap dan warga negara yang demokratis. Selain itu, pendidikan juga mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia beriman dan bertaqwa.

Jamaludin juga menekankan pentingnya memberikan dakwah dan pendidikan yang memajukan dan menggembirakan. Maka, katanya, guru harus mengajar dengan gembira agar kebahagiaannya tersampaikan kepada siswanya. Melihat dari sejarah, Jamaludin mengungkapkan bahwa K. H. Ahmad Dahlan membangun sekolah dalam bentuk taman. Hal itu menunjukkan bahwa sekolah-sekolahnya harus menjadi tempat yang membahagiakan, layaknya sebuah taman, kata Jamaludin.

Kajian fkip uad

H. Muhammad Jamaludin Ahmad, S.Psi., Psikolog. pada Kajian Bulanan FKIP Periode November 2024 (Foto: Humas FKIP UAD)

“Sekolah-sekolah Muhammadiyah harus menjadi tempat yang membahagiakan, baik bagi peserta didik maupun pendidiknya,” ujar Jamaludin.

Terdapat empat kepribadian pendidik yang penting menurutnya, yaitu (1). Shiddiq (jujur), (2). Amanah (dapat dipercaya), (3). Tabligh (komunikatif), dan (4). Fathanah (cerdas dan solutif). Selain itu, Jamaludin menyampaikan strategi kemakmuran umat dalam tiga kriteria, yaitu (1). Masjid yang memakmurkan, (2). Keluarga sakinah, dan (3). Sekolah yang bahagia, beradab, dan memberdayakan.

Baca juga: Kajian FKIP: Kepribadian Nabi SAW sebagai Seorang Pendidik

(ql Humas FKIP UAD)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-FKIP-November-2024.jpeg 540 960 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-11-30 17:04:472024-11-30 17:04:47Kajian Bulanan: Sinergi Pendidikan dan Dakwah untuk Kemakmuran Umat

Kajian FKIP: Kepribadian Nabi SAW sebagai Seorang Pendidik

26/10/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelar Kajian Bulanan Periode Oktober 2024 pada Sabtu(26/10). Bertempat di Educators Hall Kampus 4 UAD, hadir seluruh civitas academica FKIP UAD. Panitia pelaksana kajian periode ini adalah S1 dan S2 Pendidikan Fisika serta S1 Pendidikan Biologi.

Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kajian periode ini adalah yang ke 18 FKIP selenggarakan. Ia juga mengingatkan kepada seluruh civitas academica untuk mempertahankan konsisten dan silaturahmi mereka.

“Kita pertahankan konsisten dan keistimewaan kita untuk silaturahmi, ngaji, dan membuka diri atas ilmu baru,” ungkap Sayuti.

Pada kajian periode ini, FKIP menghadirkan Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag., sebagai narasumber. Beliau adalah salah satu anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia membawakan materi bertema “Kepribadian Nabi SAW sebagai Seorang Pendidik”. Dalam materinya, Qaem menerangkan sifat-sifat pendidik Nabi, antara lain:

  1. Kasih sayang
  2. Sabar
  3. Kecerdasan
  4. Rendah hati
  5. Kelembutan
  6. Pemaaf dan rekonsiliatif
  7. Komitmen dan memegang prinsip

Qaem juga menyampaikan bahwa Allah mengutus Nabi dan Rasul sebagai bentuk rahmat kepada manusia. Dengan datangnya Nabi, umat manusia bisa keluar dari keadaan gelap menuju pedoman cahaya ilahi. Metode terbaik yang Nabi gunakan untuk mendidik dan dakwah dalam materinya antara lain: (1). At-tilawah, (2). At-tazkiyah (at-tarbiyyah), (3). Ar-ta’lim, (4). Al-inzar, dan (5). Asy-syahadah. Selain itu, Qaem juga menerangkan bahwa, umat terdahulu saling bermusuhan dan berada di tepi jurang neraka sebelum tersentuh pendidikan Nabi. Mereka juga sesat, musyrik, dan mengharamkan rezeki yang Allah karuniai.

Setelah mendapatkan sentuhan pendidikan dari Nabi, terwujudlah persaudaraan (tahqiq al-ikha) di antara umat manusia. Dengan terciptanya persaudaraan ini, permusuhan dan perselisihan pun hilang. Sehingga lahirlah persatuan (tahqiq wihdah al-ummah) dan solidaritas yang kuat. Persatuan yang kokoh ini menjadi dasar bagi terbentuknya umat yang unggul (tahqiq khairah al-ummah) dan jaya (tahqiq uluw am ummah), menjadikan umat Islam sebagai teladan dalam kebaikan, kedamaian, dan kemajuan.

(ql)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Thumbnile-Pengajian-Agustus-1.jpg 540 960 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-10-26 11:30:322024-10-26 11:30:32Kajian FKIP: Kepribadian Nabi SAW sebagai Seorang Pendidik

Kajian Bulanan: Amal Shalih Dalam Quran

28/09/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Kajian Bulanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode September 2024 berlangsung pada Sabtu(28/9). Bertempat di Ruang Serbaguna Kampus 4 UAD, seluruh civitas academica FKIP UAD hadir pada kajian ini. Pada periode ini, Program Studi Magister Pendidikan Vokasi, Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif, serta Pendidikan Elektronika dan Informatika berkesempatan sebagai penyelenggara kajian.

Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., mengungkapkan apresiasinya atas keteguhan seluruh civitas academica FKIP UAD. Sayuti mengajak para hadirin untuk mempertahankan rutinitas mengaji.

“Mohon bantuan Bapak Ibu untuk terus mempertahankan rutinitas kita ini, mengaji. Insyaallah Allah memberikan kelembutan hati kepada kita semua”, ungkap Sayuti dalam sambutannya.

Periode ini, FKIP mengusung tema “Amal Shalih dalam Quran”. FKIP UAD juga menghadirkan Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. (Wakil Rektor Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan) sebagai narasumber pada periode ini. Nur Kholis mengartikan bahwa ‘amal adalah suatu aktivitas atau perbuatan secara sengaja dan maksud tertentu. Terdapat dua konteks penggunaan kata ‘amal dalam Quran, yaitu (1). ‘Amiluw al-shalihat, yaitu amal dalam konteks positif atau amal shalih. dan (2). ‘Amiluw al-sayyiat, yaitu amal dalam bentuk negatif atau amal buruk.

Secara sederhana, dalam materinya, amal shalih berarti perbuatan atau aktivitas yang baik. Muhammad Quraish Shihab mengartikan amal shalih sebagai amal yang Allah terima dan puji. Sedangkan Syekh Muhammad al-Ghazali mengeratikan  usaha untuk berkhidmat terhadap agama.

Amal Shalih Dalam Quran
kajian fkip uad

Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. (Foto: Humas FKIP UAD)

Kemudian, Nur Kholis mengungkapkan empat tolak ukur agar amal perbuatan disenangi oleh Allah, yaitu:

  1. Ikhlas. Amal akan menjadi amal yang Allah puji kalau ikhlas dilaksanakan sesuai dengan niat mengharap ridho Allah.
  2. Shalih. Shalih itu berarti melaksanakan perbuatan dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama. Selain itu, juga memenuhi tuntunan profesional dan tidak sekedar formalitas.
  3. Bermanfaat. Amal yang baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat atau umat manusia. Selain itu, juga tidak merusak diri sendiri dan muka bumi.
  4. Ada perbaikan dan inovasi. Amal yang shalih adalah amal yang dapat meningkatkan kualitas diri.

“Ikhlas itu bukan seadanya. Mau diberikan penghargaan ataupun tidak, kita tetap beramal profesional,” tegas Nurkholis.

Nurkholis juga menerangkan terkait Jenis-Jenis Amal Shalih, antara lain:

  1. Aspek Teologis. Berupa penegasan terhadap unsur monoteisme murni, yaitu tidak akan menyembah selain kepada Allah.
  2. Aspek Etika-Moral. Hal ini berupa perbuatan baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim, dan kaum miskin. Selain itu, berbicara dengan baik kepada setiap orang juga termasuk amal shalih.
  3. Aspek Ibadah Ritual Formal-Sosial, berupa kewajiban menegakkan shalat dan pembayaran zakat.
  4. Menepati janji dan tidak menyia-nyiakan waktu.

Semua perbuatan dalam Al-Quran yang baik, lanjutnya, tentu mendapatkan balasan dunia dan akhirat. Balasan di dunia yaitu tidak akan merasa cemas di dunia, senantiasa bahagia. Bahagia itu, menurutnya, tidak ada rasa khawatir dan cemas.

“Perbanyaklah amilus shalihah agar kita tidak perlu merasa khawatir selama hidup di dunia,” ungkap Nurkholis mengakhiri materinya.

(ql)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Bulanan-September-2024-1.jpg 540 969 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-09-28 13:46:132024-09-28 13:52:10Kajian Bulanan: Amal Shalih Dalam Quran

Pengajian Bergilir PVTO UAD: Momen Kebersamaan yang Penuh Makna

04/09/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Dalam rangka mempererat tali silaturahmi dan rasa kekeluargaan antar civitas academica  di lingkup program studi, Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), gelar pengajian rutin dan bergilir. Pada Minggu(18/8), Pengajian PVTO UAD bertempat di kediaman Ketua Program Studi PVTO UAD, Dr. Budi Santosa, M.Pd.

Hadir seluruh dosen dan staf Program Studi PVTO UAD pada acara tersebut. Selain menjadi sarana untuk memperdalam nilai-nilai spiritual, acara ini juga menjadi ajang untuk saling bertukar cerita. Kegiatan mulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Selanjutnya, tausiyah oleh Budi Santosa yang memberikan pencerahan tentang pentingnya pemahaman terhadap agama.

Pengajian Program Studi PVTO UAD

Pengajian PVTO UAD (Foto: PVTO UAD)

Dalam kajiannya, beliau menekankan pentingnya Al-Fahmu atau pemahaman yang benar dalam menjalankan ajaran agama. Beliau menjelaskan bahwa pemahaman yang mendalam dan benar tentang ajaran agama sangatlah penting. Menurutnya dengan pemahaman yang tepat, seseorang dapat menjalankan agamanya dengan penuh kesadaran dan keyakinan. Selain itu juga mampu menghindari kesalahpahaman yang dapat menyesatkan.

Budi juga menekankan bahwa pemahaman ini bukan hanya terbatas pada aspek ritual keagamaan semata. Namun  juga mencakup bagaimana seseorang memahami peran agama dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi, sosial, maupun profesional. Beliau mengajak para civitas akademika untuk terus belajar dan mendalami ajaran agama dengan cara yang benar. Selain itu, Ia juga menginatkan untuk selalu membuka diri dalam diskusi.

Para peserta menyambut kajian tersebut dengan antusias, yang tampak khidmat menyimak setiap penjelasan. Beberapa dari mereka juga aktif mengajukan pertanyaan, sehingga sesi ini berlangsung interaktif dan penuh dengan pertukaran ide. Melalui diskusi ini, Budi mengajak para peserta untuk lebih mendalami makna dari ajaran-ajaran agama, serta cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengajian kali ini berhasil menumbuhkan rasa kebersamaan yang lebih kuat di antara civitas akademik PVTO UAD. Selain itu juga mengingatkan akan pentingnya kebersamaan dalam menjalankan tugas-tugas akademik dan kehidupan sehari-hari. PVTO UAD berharao agar kajian tersebut terus berlangsung dan menjadi tradisi yang mempererat tali silaturahmi di masa mendatang.

Baca juga: PVTO UAD Gandeng Mitsubishi & Yamaha Beri Service Hemat & Uji Emisi Gratis

(DPP/ed: ql Humas FKIP UAD)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-PVTO-UAD.png 540 969 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-09-04 08:43:402024-09-04 08:43:40Pengajian Bergilir PVTO UAD: Momen Kebersamaan yang Penuh Makna

Kajian Bulanan: Hidup Penuh Ramah Tanpa Kekerasan dalam Rumah Tangga

02/09/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Kajian Bulanan Dosen dan Tendik menjadi agenda rutin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu di minggu terakhir setiap bulan. Pada periode Agustus 2024, Kajian Bulanan berlangsung pada Sabtu(31/8) di Ruang Serbaguna Kampus 4 UAD. Program Studi yang menjadi host pada kesempatan ini adalah Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta Magister Manajemen Pendidikan.

FKIP pada kesempatan ini mengundang Dr. Diyah Puspitarini, S.Pd., M.Pd. sebagai narasumber. Beliau merupakan aktivis perempuan dan penggiat toleransi yang menjadi Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Periode 2022-2027. Dalam materinya yang bertema “Hidup Penuh Ramah Tanpa Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)”, Ia mengungkapkan bahwa KDRT sering terjadi karena adanya ketidaksetaraan, baik gender, status ekonomi, maupun prestasi. Dalam KDRT, lanjutnya, seringkali yang menjadi korban adalah perempuan, baik ibu, anak, ponaka, nenek, maupun asisten rumah tangga.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Ia menerangkan bahwa terdapat empat jenis Kekerasan, yaitu: (1). Fisik,; (2). Psikologis; (3). Seksual; (4). Ekonomi.

  1. Dalam materinya, Diyah juga mengungkapkan bahwa penyebab KDRT dapat berupa:
  2. Adanya relasi kuasa yang timpang antara suami dan istri.
  3. Pelepasan frustasi kepada orang terdekat.
  4. Ketergantungan ekonomi, yang kerap terjadi kepada perempuan yang terlalu bergantung dengan pasangannya.
  5. Pandangan pelaku bahwa kekerasan merupakan cara menyelesaikan konflik dan mendidik.
  6. Adanya perasaan bersaing dengan pasangan.

Dr. Diyah Puspitarini, S.Pd., M.Pd. pada Kajian Bulanan FKIP UAD Periode Agustus 2024 (Foto: Humas FKIP UAD)

Selain itu, Ia turut menunjukkan data bahwa KDRT menjadi penyebab kekerasan perempuan pertama di Indonesia. Berdasarkan data KPAI, Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk 5 kota terbesar dengan kasus KDRT terbanyak dan sebanyak 340 anak usia di bawah 1-5 tahun menjadi korban.

  1. Cara mencegah KDRT, dalam materinya, yaitu:
  2. Pentingnya resiliensi dan ketangguhan keluarga dalam menghadapi masalah.
  3. Peran keluarga besar penting untuk mencegah KDRT
  4. Tetangga dan masyarakat pro aktif dan melaporkan KDRT
  5. Ormas ro aktif mengedukasi dan mengadvokasi KDRT
  6. Respon cepat aparat penegak hukum dalam menangani KDRT

“Jika ada tetangga yang melakukan kekerasan, jangan diam saja ya bapak ibu,” ajak Diyah kepada seluruh civitas academica FKIP UAD yang hadir pada Kajian Bulanan tersebut.

Baca juga: Kajian FKIP UAD: Kembali Perkuat Nilai Keluarga Tangguh Sebelum Maut Menjemput

Diyah juga mengingatkan bahwa jika terjadi KDRT perlu adanya pendampingan kepada korban, baik fisik maupun mental. Selain itu, perlu untuk menyampaikan kepada keluarga terdekat untuk mendapatkan perlindungan.

Selain itu, Ia juga menerangkan cara mendidik anak agar terhindar dari KDRT:

  1. Semaksimal mungkin orang tua menghindari konflik.
  2. Mengajarkan kedisiplinan dengan contoh yang baik, tidak menggunakan kekerasan.
  3. Memastikan anak-anak tidak mengakses media sosial berbau kekerasan.
  4. Mendidik dengan persuasif, profetik dan kasih sayang yg bertanggung jawab. Mencintai anak tidak harus memberikan apa yang mereka inginkan, tetapi berikan sesuai kebutuhan anak dan sewajarnya.
  5. Hadirkan suasana nyaman di rumah sehingga anak lebih senang berkumpul dg keluarga daripada aktivitas di luar yg tdk terkontrol.

Kajian Bulanan FKIP UAD Agustus 2024 (Foto: Humas FKIP UAD)

(ql)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Bulanan-Agustus-2024.png 540 969 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-09-02 08:37:582024-09-02 08:37:58Kajian Bulanan: Hidup Penuh Ramah Tanpa Kekerasan dalam Rumah Tangga

Kajian FKIP UAD: Kembali Perkuat Nilai Keluarga Tangguh Sebelum Maut Menjemput

30/07/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Kajian Rutin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali berlangsung pada Sabtu(27/7). Bertempat di Ruang Serbaguna Lt. 10 Kampus 4 UAD, Program Studi Pendidikan Matematika UAD berkesempatan sebagai penyelenggara kajian periode Juli 2024 ini. Hadir sebagai narasumber periode ini, Ustz. Dra. Hj. Eny Harjanti.

Tema kajian kali ini adalah “Kembali Perkuat Nilai-Nilai Keluarga Tangguh Sebelum Maut Menjemputmu”. Dalam materinya, Eny mengungkapkan bahwa dalam berumah tangga, komitmen awal adalah tidak ada yang memisahkan kecuali maut. Namun, pada kenyataannya jauh sebelum maut, rumah tangga sudah retak dan patah. Sehingga yang bisa memisahkan rumah tangga bukan hanya maut lagi. Hal ini dipicu oleh adanya konflik kecil hingga besar.

Selain itu, Eny juga menerangkan bahwa ada faktor internal dan eksternal yang dapat merusak rumah tangga. Faktor internal dapat berupa kondisi ekonomi, status sosial, anak, dan sebagainya. Sedangkan, faktor eksternal dapat berasal dari pihak ketiga.

Ustz. Dra. Hj. Eny Harjanti (kiri) dan Ariati Dina Puspitasari S.Si., M.Pd. (kanan) di Kajian FKIP UAD Juli 2024 (Foto: Humas FKIP UAD)

“Tidak ada keluarga yang tanpa konflik. Keluarga yang tangguh bukan keluarga tanpa konflik, tetapi keluarga yang selalu memperoleh solusi tepat dalam menyelesaikan setiap masalah”, ungkap Eny dalam kajiannya.

Eny mengungkapkan kiat-kiat untuk membangun keluarga yang kuat, antara lain (1). Seluruh penghuni rumah wajib melaksanakan sholat, (2). Menerangi keluarga dengan bacaan al-quran dan dzikir, (3). Adanya iman kepada Allah dan hari akhir, (4). Menyegarkan keluarga dengan ilmu dan syariat islam, dan (5). Adanya cinta kasih dalam keluarga

Terdapat empat pilar cinta kasih dalam keluarga tangguh yang Eny terangkan, yaitu (1). Taaruf, yaitu saling mengenal, (2). Tafahum, yaitu saling memahami, (3). Ta’awun, saling menolong, dan (4). Takaful, yaitu saling menanggung.

Sedangkan dalam Nasyiatul Aisyiah (NA), terdapat 10 pilar keluarga tangguh:

  1. Kokoh akidah dan akhlakul kharimah
  2. Cakap literasi
  3. Sehat fisik psikis dan spiritual
  4. Keadilan dengan semangat al maun
  5. Kesalingan dan kesetaraan akses
  6. Kemandirian
  7. Misi perdamaian
  8. Anti kekerasan
  9. Ramah lingkungan
  10. Tanggap bencana

(ql Humas FKIP UAD)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/kajian-juli-2024.png 540 969 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-07-30 11:28:112024-07-30 11:39:23Kajian FKIP UAD: Kembali Perkuat Nilai Keluarga Tangguh Sebelum Maut Menjemput

Kajian Bulanan: Teologi Al-Alaq, Mengukuhkan Basis Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Islami

01/07/2024/by Rizqa Tsaqila Aulia Haq

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelar Kajian Bulanan FKIP UAD Periode Juni 2024, Sabtu(29/6). Kegiatan bertempat di Selasar Dekanat FKIP Lt. 7 Kampus 4 UAD dengan penanggung jawab kegiatan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD. Hadir pada kegiatan ini seluruh civitas academica di lingkungan FKIP UAD.

Kajian kali ini bertema Teologi Al-Alaq: Mengukuhkan Basis Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Islami. Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., Wakil Dekan I FKIP UAD, berkesempatan hadir sebagai penceramah pada periode ini. Dari tiga kunci utama visi FKIP UAD (Unggul, Inovatif, dan Islami), pada kajian ini Suyatno berfokus pada visi Islami. Islami yang Ia maksud adalah islami dalam pengembangan ilmu pendidikan dan pembelajaran.

Model-model hubungan Islam dan ilmu Pengetahuan

Dalam materinya, Suyatno menerangkan terkait model mengintegrasikan ilmu dan agama, di antaranya: (1). Integrasi Interkoneksi (Ian Barbour), (2). Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Naquib Al-Attas), (3). Pengilmuan Islam/Islam sebagai ilmu (Kuntowijoyo), dan Islamisasi Ilmuwan (Fazlur Rahman).

Suyatno menjelaskan bahwa dalam model Integrasi Ilmu konteksnya berasal pada sejarah ketika agama dan ilmu berada di bawah kekuasaan gereja. Dalam sejarah tersebut terjadi suatu bencana atau konflik yang menyebabkan munculnya masa kegelapan peradaban barat. Kemudian berlanjut pada masa independensi ketika agama dan ilmu pengetahuan berjalan sendiri-sendiri. Setelah perjalanan berikutnya, berlangsung dialog antara ilmuwan dan pemuka agama mengenai hubungan keduanya. Sehingga munculnya integrasi, di mana ilmu pengetahuan dan agama saling melengkapi dan mendukung demi kemajuan peradaban.

Dalam materinya, model integrasi yang bisa dikembangkan antara lain: (1). Similarisasi, (2). Paralelisasi. (3). Komplementasi, (4). Komparasi, (5). Induktifitas, dan (6). Verifikasi.

Sementara itu, Pengilmuan Islam adalah menjadikan ayat Al-Quran menjadi aksioma dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Kuntawijoyo, level ayat Al-Quran berada di atas teori sebagai aksioma, kebenarannya bersifat mutlak. Jika ingin mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan Al-Quran, harus ada keberanian untuk melakukan reinterpretasi terhadap dalil Al-Quran atau doktrin agama. Supaya ayat Al-Quran dapat menjadi teori dan masyarakat dapat menerimanya, perlu adanya objektifikasi ayat Al-Quran. Contohnya adalah perbankan syariah, yang mana sudah terjadi objektifikasi pada ayat Al-Quran terkait perekonomian.

Kemudian, pada model Islamisasi Ilmuwan terdapat pengenalan konsep double movement dalam dua pengertian: (1). Sebagai metode tafsir Al-Quran dan (2). Sebagai gerakan ilmu pengetahuan yang terdiri dari dua gerakan. Gerakan pertama yaitu membekali orang yang memiliki basis agama Islam dengan metode ilmiah dari barat. Sedangkan gerakan kedua yaitu membekali orang yang menguasai sains modern dengan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I. pada Kajian Bulanan FKIP UAD Juni 2024 (Foto: Humas FKIP UAD)

“Harapannya seperti yang disampaikan K.H. Ahmad Dahlan yaitu menjadi intelek yang ulama, tetapi sekaligus menjadi ulama yang intelek.” Ungkap Suyatno dalam materinya.

Teologi Al-Alaq

Dalam kajian bulanan ini, menurut Suyatno terdapat satu hal penting pada QS Al-Alaq ayat 1, menurut Suyatno. Selain pada kata ‘iqro‘ yang berarti ‘bacalah’, terdapat kata ‘bismi rabbikallażī khalaq‘ yang berarti ‘dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan’. Dalam hal ini, Suyatno mengatakan bahwa ini adalah ontologisnya pendidikan Islam. Dalam artiannya merupakan membaca bersama dengan kesadaran bahwa Allah yang menciptakan. Ayat ini juga merupakan perintah bekerja, ‘bekerjalah’. Namun bukan sekedar bekerja, tetapi juga membaca dan meneliti dengan keyakinan kepada Tuhan.

Kemudian pada ayat 3 yang berbunyi ‘Iqra` wa rabbukal-akram‘ berarti ‘Bacalah dan Tuhanmulah yang maha mulia’. Tampak bahwa perintah ‘iqro‘ muncul berulang, yang artinya membaca tidak cukup sekali. Sedangkan secara aksiologis, pembacaan terdapat ayat-ayat Allah dan kebesaran alam semesta harus mengarahkan manusia untuk memuliakan Tuhan.

Selanjutnya pada ayat ke 5 ‘Allamal-insāna mā lam ya’lam‘ berarti ‘Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya’. Dalam artinya yaitu manusia adalah makhluk yang potensial untuk berkarya melalui ilmu pengetahuan yang Ia peroleh dari Allah.

Descartes, yang merupakan Penemu Filsafat Modern, mengungkapkan teori “Cogito Ergo Sum” yang memiliki arti “Aku Berpikir Maka Aku Ada”.  Sedangkan berdasarkan QS Al-Alaq sendiri adalah ‘Aku berpikir (iqra) maka aku tidak ada (fana, nisbi), karena yang ada hanya huwa (rabb)’. Hakikatnya yaitu dari proses menolkan diri, baru diisi dengan syahadatullah.

Dalam akhir kajian bulanan FKIP UAD ini, Suyatno berkesimpulan bahwa ilmuwan besar muslim memiliki basis keislaman yang sudah kuat sejak lahir karena mereka lahir dari ulama. Dari proses mengnolkan diri, keimanan terhadap tuhan sudah terpelihara dengan baik, lalu kemudian mereka belajar tentang ilmu pendidikan ke penjuru dunia. Selain itu, lambang penciptaan manusia pertama kali terkait dengan ilmu pengetahuan. Suyatno juga mengungkapkan bahwa kebenaran berasal dari Allah. Supaya kita menemukan kebenaran adalah dengan beragama utuh dan berilmu pengetahuan utuh dengan menggabungkan antara akal indra dan wahyu.

(ql Humas FKIP UAD)

https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Bulanan-Juni-2024-2.png 540 969 Rizqa Tsaqila Aulia Haq https://fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-fkip.png Rizqa Tsaqila Aulia Haq2024-07-01 09:55:002024-07-22 13:07:51Kajian Bulanan: Teologi Al-Alaq, Mengukuhkan Basis Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Islami
Page 1 of 41234

Cari

FKIP UAD

Kampus 4 (Kampus Utama)

Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Ahmad Yani (Ringroad Selatan) Tamanan Banguntapan Bantul Yogyakarta 55166
Telepon : (0274) 563515, 511830, 379418, 371120 Ext.
Telepon : –
Faximille : 0274-564604
Email : info[at]fkip.uad.ac.id

Informasi Tentang

Universitas Ahmad dahlan

Portal Akademik

Calon Mahasiswa

Jadwal Kuliah

Kuliah Online

Journal @UAD

Digital Library

Repository

Conference @UAD

Statistik Pengunjung

  • 857138Total visitors:
  • 217Visitors today:
  • 3630Visitors per month:
  • 407Visitors per day:
  • 8Visitors currently online:

Daftar di UAD dan kembangkan potensimu dengan banyak program yang bisa dipilih untuk calon mahasiswa

Informasi PMB
Universitas Ahmad Dahlan

Telp. (0274) 563515
Hotline PMB
S1 – 0853-8500-1960
S2 – 0878-3827-1960

Scroll to top